Jakarta (ANTARA News) – Langkah yang dilakukan Yusuf Supendi, mantan anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR periode 2004-2009, yang juga salah seorang pendiri PKS, dengan melaporkan sejumlah pimpinan PKS ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai oleh pengamat politik, akan dapat memperburuk citra partai yang dikenal bersih ini.

Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi di Jakarta, Jumat, menyatakan meski tidak menutup kemungkinan ada kepentingan di luar PKS yang bermain sehingga ada yang menjadi "kuda troya" untuk mengkerdilkan PKS, namun adanya persoalan di internal partai ini tidak bisa dipungkiri. Sehingga jika PKS solid, tidak akan bisa diintervensi oleh pihak luar yang mencoba bermain di air keruh.

"Saya melihat memang ada persoalan di internal PKS akibat adanya perbedaan pandangan. Salah satunya adalah ada pihak yang masih belum bisa menerima jika PKS menjadi partai terbuka, lebih nasionalis dan mempribumisasi. Dan ini menjadi persaingan dua orientasi yang berbeda di tubuh PKS. Selain itu, bisa jadi ada juga kekecewaan secara personal yang melebar menjadi persoalan lembaga," kata Burhanuddin.

Namun, Burhanuddin tidak menampik kemungkinan adanya rabcangan besar dari pihak luar yang "bermain", seperti adanya manuver yang dilakukan untuk mengkerdilkan PKS yang dinilai mulai mengganggu dan merongrong kekuasaan akibat ketegasannya yang berbeda dengan partai lain yang tergabung dalam koalisi terkait kasus hak angket pajak, beberapa waktu lalu.

"Kemungkinan itu bisa saja terjadi karena kita tahu saat itu, ketika hak angket pajak bergulir, PKS berseberangan dengan partai penguasa. Di sisi lain, PKS juga mulai mengubah paradigmanya menjadi partai terbuka, nasionalis, dan lebih merakyat. Terkait ini, selain muncul perbedaan pandangan di internal, juga membuat kelompok tertentu khawatir karena suara PKS potensial naik," ujar Burhanuddin.

Karena itu, Burhanuddin berharap, PKS bisa mengambil jalan keluar terbaik atas persoalan ini. Tidak perlu melayangkan gugatan yang sama, seperti yang dilakukan Yusuf Supendi, karena bisa membuat polemik ini berkepanjangan dan tidak ada titik temu.

"Menurut saya islah menjadi jalan terbaik. Semua yang terlibat dalam persoalan ini duduk bersama dan kembali bersatu untuk kepentingan partai yang lebih besar," demikian Burhanuddin.

Dengan begitu, lanjut Burhanuddin, harapan banyak pihak, khususnya internal PKS, bisa terwujud. Yakni, bagaimana PKS bisa tetap solid dan terus bekerja untuk Indonesia. "Kalau bicara konflik, hampir di semua partai muncul konflik. Dan hal itu wajar. Tinggal bagaimana menyikapi konflik tersebut secara bijak. Dan kalau sudah mampu keluar dari lingkaran konflik, partai akan semakin besar," katanya. (*)
(R009/K004)