Jakarta (ANTARA) - PT Bank Permata Tbk mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 31,2 persen secara tahunan (yoy) atau sebesar Rp218,9 triliun pada kuartal III 2021.

"Ini sebenarnya berada pada peringkat tujuh terbesar dari 10 top perbankan dari segi total aset. Pertumbuhan ini utamanya didukung oleh customer deposit," kata Direktur Keuangan PermataBank Lea Kusumawijaya dalam konferensi pers daring di Jakarta, Rabu.

Lea juga menyampaikan kinerja solid Bank Pertama juga tercermin dari pertumbuhan jumlah kredit atau total gross loan mencapai Rp124,2 triliun atau naik 20,7 persen (yoy) sebesar Rp102,9 triliun.

Angka tersebut juga naik cukup signifikan dibandingkan Desember 2020 yang berjumlah Rp118,1 triliun.

"Pertumbuhan didukung oleh sejumlah faktor, salah satunya dampak dari integrasi dengan Bangkok Bank yang telah diselesaikan pada Desember 2020," ujar Lea.

Selain itu, pertumbuhan total gross loan turut didukung organic growth dari portofolio loan yang datang dari pertumbuhan wholesale banking sebesar 45 persen serta kontribusi retail yang tumbuh 23 persen.

Lebih lanjut, Lea menyampaikan bahwa kredit perseroan masih terjaga dengan rasio NPL gross dan net masing-masing 3,3 persen dan 0,9 persen. Lebih baik dibandingkan tahun lalu dengan masing-masing rasio sebesar 3,8 persen dan 1,5 persen.

"Rasio NPL coverage dapat dipertahankan di atas 200 persen sebesar 217 persen, naik 2 kali lipat dibandingkan rasio September 2020 sebesar 118 persen," ungkap dia.

Sejalan dengan itu, simpanan dana pihak ketiga tumbuh 22,6 persen atau mencapai Rp163,5 triliun. Lea mengungkapkan pertumbuhan tersebut didukung oleh rasio CASA yang solid dan LDR yang sehat.

Rasio CASA Bank Permata naik menjadi 53 persen atau lebih tinggi dari Desember 2020 sebesar 51 persen. Sedangkan, LDR pada September 2021 mencapai 74 persen atau turun dari Desember 2020 sebesar 79 persen.

"Untuk capital rasio kami adalah yang terkuat dengan CAR 34 persen dan CET-1 25,9 persen. Dengan fundamental yang kuat ini mendorong pertumbuhan bisnis secara organik maupun anorganik," katanya.

Adapun mengenai restrukturisasi loan akibat COVID-19 terus menunjukkan penurunan hingga kuartal III 2021.

Bank Pertama hanya memberikan restrukturisasi loan COVID-19 sebesar 8,4 persen dengan total Rp10,4 triliun.

Restrukturisasi tersebut dimanfaatkan oleh sektor wholesale dengan persentase 61,9 persen, lalu retail sebesar 26 persen, serta sektor usaha kecil dan menengah sebesar 12,1 persen.

Baca juga: PermataBank raup laba bersih kuartal I 2021 Rp494 miliar
Baca juga: Bank Permata gelar "Unite for Education Sustainability Forum" ke-10
Baca juga: Baznas - Bank Permata Syariah berdayakan ekonomi mikro