London (ANTARA News) - Indonesia menjadi kandidat utama penerima Oscar Lingkungan Hidup oleh World Future Council Foundation (WFC) karena adanya kebijaksanaan dari Pemerintah provinsi Nangroe Aceh Darusalam mengeluarkan kebijakan moratorium atau penghentian sementara penebangan hutan.

Fungsi Penerangan, Sosial, Budaya, KBRI Berlin, Purno Widodo kepada Antara London, Kamis, selain Indonesia, negara-negara yang dinominasikan menerima penghargaan adalah Bhutan, Brazil, Costa Rica, Ecuador, Finland, Gambia, Guatemala, Kenya, Nepal, Norway, India, Rwanda, Turkey, USA dan Vietnam. Seleksi akan dilakukan hingga menjadi enam negara, untuk dipilih tiga pemenang kebijakan yang terbaik, ujarnya.

Dalam keterangan pers-nya, WFC menyampaikan pencalonan Indonesia sebagai penerima "The Future Policy Award 2011" atas berbagai kebijakan ditempuh Pemprov Nanggroe Aceh Darussalam melalui Instruksi Gubernur No.05 / INSTR / 2007.

Kebijakan tersebut diambil guna mengembalikan fungsi hutan serta menata kembali strategi pembangunan hutan Aceh untuk mencegah terjadinya kembali musibah seperti banjir, tanah longsor dan gangguan satwa liar yang disebabkan adanya kerusakan hutan, terutama pasca bencana tsunami akhir tahun 2004 yang lalu.

Instruksi Gubernur Aceh tersebut tertangkap radar World Future Council Foundation (WFC), lembaga nirlaba bertujuan memberikan masukan kepada politisi dan pengambil kebijakan guna menciptakan kerangka pembangunan berkelanjutan yang mempertimbangkan kepentingan keadilan antar-generasi.

Pada tahun 2010, pemenang penghargaan ini adalah Costa Rican Biodiversity Law 1998, Australian Great Barrier Reef Marine Park Act 1975 and Environment Protection and Biodiversity Conservation Act 1999 serta Tuscan Regional Law 2004 on the Protection and Promotion of Heritage of Local Breeds and Plant Varieties.

Penghargaan kepada tiga pemenang dari enam negara yang terpilih akan dikukuhkan pada tanggal 21 September mendatang pada Sidang Majelis Umum PBB di New York. Sekretariat UNFF, Sekretariat UN-CBD, WFC dan World Conservation Society akan bertindak selaku tuan rumah pada upacara penyerahan tersebut.


Salah satu bukti

Dubes RI untuk Republik Federal Jerman, Eddy Pratomo mengatakan KBRI Berlin menyambut baik nominasi terseut dan ini merupakan salah satu bukti kepemimpinan RI dalam upaya perlindungan iklim global, mencegah penggundulan hutan, serta melindungi dan melestarikan keragaman hayati.

Dikatakannya hal ini tentunya juga merupakan bukti pengakuan masyarakat internasional terhadap berbagai upaya positif Pemerintah RI dalam memelihara paru-paru dunia.

WFC merupakan suatu lembaga nirlaba bertujuan memberikan masukan kepada para politisi dan pengambil kebijakan guna menciptakan kerangka kebijakan pembangunan berkelanjutan yang selalu mempertimbangkan kepentingan keadilan antar-generasi.

Berbasis di Hamburg, Jerman, serta berkantor cabang di London, Brussels, Washington DC dan Johannesburg, WFC beranggotakan 50 pakar dari seluruh dunia yang banyak berkiprah dalam menyuarakan kebijakan pembangunan berkelanjutan.(*)
(ZG)