Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menduga kelompok Jamaah Islamiyah (JI) berada di balik aksi teror paket bom buku yang terjadi pada beberapa waktu belakangan ini.

"Namun, hal ini belum bisa dikategorikan seratus persen, karena sifatnya baru dugaan saja," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar, di Jakarta, Kamis.

Polri menduga hal tersebut, menurut dia, karena melihat keterkaitan paket bom buku yang mirip dengan rangkaian bom dalam peristiwa teroris di daerah konflik pada tahun-tahun sebelumnya yang terungkap. Salah satunya teror bom Poso, Sulawesi Tengah, pada 2009.

"Kita berupaya mempelajari dari identifikasi bom itu, memang wajar kalau ada dugaan keterkaitan peristiwa-peristiwa sebelumnya terjadi," kata Boy.

Sebelumnya, pria tidak dikenal mengirimkan paket bungkusan buku yang berisi bom pada tiga lokasi yang berbeda pada 15 Maret 2011.

Pengiriman paket bom ditujukan kepada pimpinan Jaringan Islam Liberal (JIL) yang juga salah seorang tokoh Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Gories Mere, dan tokoh Pemuda Pancasila, Yapto S. Soeryosumarno. Sehari kemudian, musisi Ahmad Dhani juga mendapat paket bom.

Paket bom yang dikirim pelaku kepada Ulil meledak saat Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polrestro Jakarta Timur, Komisaris Polisi Dody Rahmawan, mencoba menjinakkannya. Ledakan paket bom berupa buku itu, melukai tiga orang, yakni Kompol Dody Rahmawan hingga telapak tangannya terputus, Ipda Bara Libra Sagita, serta petugas satpam, Mulyana.
(T.S035/M011)