Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada transaksi Kamis petang tidak mengalami perubahan atau stagnan setelah dalam lima hari terkahir mata uang nasional ini menguat.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta pada Kamis sore stagnan di posisi Rp8.718.

Pengamat pasar uang PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk (SDRA), Rully Nova, di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa mata uang rupiah yang mengalami reli penguatan selama lima hari membuat investor pada hari in agak cenderung jenuh.

"Investor pasar uang terlihat sedang jenuh, karena sampai saat ini belum ada sentimen positif yang kembali melanjutkan penguatan rupiah terhadap dolar AS," ujar dia.

Ia mengemukakan, pasar saat ini memerlukan sentimen positif yang lebih kuat, karena penguatan rupiah hingga hari ini sudah melebihi ekspektasi pelaku pasar uang.

"Pasar masih perlu menstimulus untuk menggerakkan pasar uang di dalam negeri," kata dia.

Ia mengatakan, penguatan rupiah dalam beberapa hari ini karena dibayangi oleh menguat harga minyak yang terus melonjak. Dengan menguatnya harga minyak mentah dunia berdasarkan data historis maka mata uang dolar AS akan tertekan sehingga menguatkan rupiah.

"Ketika harga minyak naik, negara-negara pengekspor minyak menghasilkan lebih banyak pendapatan. Jika proporsi yang signfikan terjadi ke alokasi mata uang non-dollar, maka imbas net nya terjadi penjualan dolar AS," katanya.

Ia menambahkan, dari dalam negeri sentimen positif juga belum signifikan, dana asing yang masuk ke dalam negeri belum menandakan perubahan atau stagnan, kendati inflasi pada bulan ini diekspektasikan masih terjaga.

"Dana asing belum ada perubahan, mereka masih menahan dananya kendati inflasi bulan ini diekspektasikan terjaga," ucap Rully.

Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah hari ini bergerak melemah tipis keposisi Rp8.722 dibanding sebelumnya Rp8.721.
(T.KR-ZMF/B012)