Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum merasa perlu melakukan perombakan (reshuffle) kabinet.

"Sejauh ini yang saya ketahui bahwa memang belum ada urgensi untuk melakukan reshuffle kabinet, oleh karena itu memang belum ada reshuffle kabinet," katanya ketika ditanya wartawan di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis.

Julian menegaskan, perombakan kabinet adalah hak presiden sepenuhnya. Hal itu akan dilakukan jika presiden memang menganggap perlu.

"Jadi, tidak bisa dipastikan apakah itu akan dilakukan dalam waktu dekat atau kapan," katanya.

Julian membantah bahwa polemik yang sedang dialami oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan menjadi salah satu pertimbangan presiden dalam merombak kabinet. Menurut dia, polemik itu adalah masalah internal PKS.

Julian menyatakan, Presiden belum memberikan pernyataan terkait perseteruan petinggi PKS tersebut. Presiden, katanya, juga tidak pernah melakukan intervensi dalam bentuk apapun terhadap masalah partai politik.

"Dan, kalau ini disebut sebagai grand design, itu terlalu jauh dan sulit untuk membayangkan karena memang bapak presiden sangat berhati-hati untuk tidak masuk dalam ranah politik yang tidak berada di dalam domain pemerintah," katanya.

Menurut Julian, yang menjadi fokus perhatian Presiden saat ini adalah kepatuhan partai terhadap komitmen koalisi.
(T.F008*G003/R018)