Tarian Hegong Maumere meriahkan City Tour peserta IAWP di Labuan Bajo
9 November 2021 17:06 WIB
Penari yang tergabung dalam Paguyuban Ikatan Keluarga Besar Maumere Labuan Bajo membawakan Tarian Hegong dari Maumere dalam City Tour peserta Konferensi Polwan Sedunia 2021 di Goa Batu Cermin Labuan Bajo, Selasa (9/11/2021). ANTARA/HO-Paguyuban Ikatan Keluarga Besar Maumere Labuan Bajo.
Labuan Bajo (ANTARA) - Tarian Hegong dari Maumere memeriahkan kegiatan "city tour" peserta Konferensi Polwan Sedunia 2021 (the 2021 International Association of Women Police Conference/ IAWP) di Goa Batu Cermin Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Tari Hegong merupakan salah satu tarian tradisional yang terkenal dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti acara adat, penyambutan tamu penting, dan kesenian daerah," kata Ketua Paguyuban Ikatan Keluarga Besar Maumere Labuan Bajo Germanus Wengs di Labuan Bajo, Selasa.
Saat mendampingi penasehat paguyuban Kristianus Nukak, Wengs menjelaskan bahwa Tari Hegong adalah salah satu tarian tradisional dari Maumere, Kabupaten Sikka.
Tarian itu dibawakan secara berkelompok oleh penari pria dan wanita dengan berpakaian adat dan diiringi dengan musik Gong Waning. Tari ini biasanya dimainkan oleh enam sampai 10 orang penari dengan satu orang sebagai pemimpin tarian yang berada di posisi paling depan.
Penari telah dilengkapi dengan ikun, lesu, dan reng sebagai atribut. Ikun merupakan senjata seperti pisau yang terbuat dari kayu dan dihiasi dengan ekor kuda; Lesu sendiri sejenis sapu tangan yang digunakan sebagai pelengkap gerakan tangan para penari; dan Reng adalah sejenis gelang kaki yang dilengkapi dengan kelinting.
Tari Hegong memiliki empat babak tarian. Pada babak pertama, para penari wanita memasuki arena dengan diiringi musik Gong Waning, kemudian diikuti oleh penari pria sambil memegang parang/porong. Penari akan menari dengan irama cepat sambil membuat gerakan pledong wa’in atau sentakan kaki.
Pada babak kedua, penari membentuk lingkaran yang mana para penari pria mengelilingi penari wanita. Selanjutnya babak ketiga, para penari melakukan gerakan bebas atau gerakan kreasi yang dipadukan dengan irama musik Gong Waning.
Selanjutnya babak terakhir yakni babak dimana para penari kembali membentuk lingkaran dan salah satu penari diangkat ke atas dengan menggunakan sebatang bambu sebagai penutup.
Dia menyebut setiap gerakan dan babak yang ditampilkan dalam Tari Hegong memiliki arti atau makna tersendiri. Pada babak pertama dibuka dengan gerakan berirama cepat dan sentakan kaki yang menggambarkan semangat para penari.
Babak kedua menggambarkan jiwa kaum lelaki dalam mempertahankan dan melindungi kaum wanita. Berikutnya babak ketiga menggambarkan kerja sama antara pria dan wanita.
Sedangkan pada babak akhir, salah seorang penari pria diangkat ke atas yang menggambarkan proses memantau musuh atau lawan. Sementara penari yang berada di bawah menggambarkan proses kesiagaan mereka dalam menghadapi serangan.
Pada kesempatan tersebut Wengs berbangga karena keluarga besar Ikatan Keluarga Besar Maumere Labuan Bajo telah diberi kesempatan untuk memperkenalkan tarian Hegong untuk disaksikan para polisi baik dari Indonesia maupun luar negeri.
"Semoga para polisi wanita khususnya dari Indonesia menjadi perempuan yang tangguh dan kuat dalam segala hal," harap Wengs.
Baca juga: Pariwisata NTT diperkenalkan kepada peserta Konferensi Polwan Sedunia
Baca juga: Mendagri harap IAWP dorong peran polwan di panggung kepolisian
Baca juga: Kapolri membuka Konferensi Polwan Sedunia di Labuan Bajo
"Tari Hegong merupakan salah satu tarian tradisional yang terkenal dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti acara adat, penyambutan tamu penting, dan kesenian daerah," kata Ketua Paguyuban Ikatan Keluarga Besar Maumere Labuan Bajo Germanus Wengs di Labuan Bajo, Selasa.
Saat mendampingi penasehat paguyuban Kristianus Nukak, Wengs menjelaskan bahwa Tari Hegong adalah salah satu tarian tradisional dari Maumere, Kabupaten Sikka.
Tarian itu dibawakan secara berkelompok oleh penari pria dan wanita dengan berpakaian adat dan diiringi dengan musik Gong Waning. Tari ini biasanya dimainkan oleh enam sampai 10 orang penari dengan satu orang sebagai pemimpin tarian yang berada di posisi paling depan.
Penari telah dilengkapi dengan ikun, lesu, dan reng sebagai atribut. Ikun merupakan senjata seperti pisau yang terbuat dari kayu dan dihiasi dengan ekor kuda; Lesu sendiri sejenis sapu tangan yang digunakan sebagai pelengkap gerakan tangan para penari; dan Reng adalah sejenis gelang kaki yang dilengkapi dengan kelinting.
Tari Hegong memiliki empat babak tarian. Pada babak pertama, para penari wanita memasuki arena dengan diiringi musik Gong Waning, kemudian diikuti oleh penari pria sambil memegang parang/porong. Penari akan menari dengan irama cepat sambil membuat gerakan pledong wa’in atau sentakan kaki.
Pada babak kedua, penari membentuk lingkaran yang mana para penari pria mengelilingi penari wanita. Selanjutnya babak ketiga, para penari melakukan gerakan bebas atau gerakan kreasi yang dipadukan dengan irama musik Gong Waning.
Selanjutnya babak terakhir yakni babak dimana para penari kembali membentuk lingkaran dan salah satu penari diangkat ke atas dengan menggunakan sebatang bambu sebagai penutup.
Dia menyebut setiap gerakan dan babak yang ditampilkan dalam Tari Hegong memiliki arti atau makna tersendiri. Pada babak pertama dibuka dengan gerakan berirama cepat dan sentakan kaki yang menggambarkan semangat para penari.
Babak kedua menggambarkan jiwa kaum lelaki dalam mempertahankan dan melindungi kaum wanita. Berikutnya babak ketiga menggambarkan kerja sama antara pria dan wanita.
Sedangkan pada babak akhir, salah seorang penari pria diangkat ke atas yang menggambarkan proses memantau musuh atau lawan. Sementara penari yang berada di bawah menggambarkan proses kesiagaan mereka dalam menghadapi serangan.
Pada kesempatan tersebut Wengs berbangga karena keluarga besar Ikatan Keluarga Besar Maumere Labuan Bajo telah diberi kesempatan untuk memperkenalkan tarian Hegong untuk disaksikan para polisi baik dari Indonesia maupun luar negeri.
"Semoga para polisi wanita khususnya dari Indonesia menjadi perempuan yang tangguh dan kuat dalam segala hal," harap Wengs.
Baca juga: Pariwisata NTT diperkenalkan kepada peserta Konferensi Polwan Sedunia
Baca juga: Mendagri harap IAWP dorong peran polwan di panggung kepolisian
Baca juga: Kapolri membuka Konferensi Polwan Sedunia di Labuan Bajo
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021
Tags: