Jakarta (ANTARA News)- Wabah smartphone alias ponsel pintar tengah melanda Indonesia, hal itu dibuktikan dengan terus meningkatnya jumlah ponsel generasi baru itu dari tahun ke tahun.

Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI) mencatat jumlah pengiriman ponsel pintar ke Indonesia meningkat dari hanya enam persen pada 2009 menjadi 12 persen dari jumlah pengiriman semua model ponsel ke Indonesia pada 2010.

Sementara Markplus Inc melansir bahwa dari 168 juta ponsel yang beredar di Indonesia, penetrasi ponsel pintar pada 2010 mencapai 16,7 persen ketimbang 2009 yang hanya mencapai 9 persen.

Menurut Taufik, salah seorang konsultan pada MarkPlus Consulting, hal itu disebabkan oleh harga komponen ponsel pintar yang semakin menurun.

"Dalam perkembanganya harga komponen elektronik yang semakin menurun mendorong semakin terjangkaunya harga ponsel pintar," kata Taufik di Jakarta, Rabu.

Sementara itu menurut ATSI, peningkatan permintaan terhadap ponsel pintar karena terjadi karena perubahan perilaku pelanggan yang kini sangat bergantung pada jaringan Internet.

"Layanan data Internet kini menjadi bagian dari aktivitas harian pelanggan ponsel di Indonesia," ujar Dian Siswarini, sekretaris jenderal ATSI.

Ia mencatat sebagian besar pengguna ponsel pintar dewasa ini menggunakan perangkat mereka untuk menelusuri Internet, membaca berita online, bergaul di jejaring sosial, dan saling berkirim surat elektronik.

Menurutnya perkembangan ponsel pintar di Indonesia juga didukung oleh lahirnya 'C generation' (conected generation), yakni generasi masyarakt yang sangat dipengaruhi oleh teknologi, tingkat konsumsi media yang berbeda ketimbang generasi sebelumnya, dan lebih toleran terhadap perbedaan.

"Kehidupan pelanggan ponsel di Indonesia menjadi kian digital," pungkas Dian.

(Ber/S026)