Brussels (ANTARA News) - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebaiknya melanjutkan semua perintah mengenai operasi internasional di Libya, kata pejabat tinggi Uni Eropa.
"Dalam pembicaraan kami dengan NATO mengindikasikan bahwa akan ada kelanjutan dari hal ini," kata Kepala bidang Urusan Luar Negeri UE, Catherine Ashton, pada Selasa dikutip RIA Novosti.
Ia mengatakan kepada komite luar negeri Parlemen Eropa bahwa sekutu "sedang melakukan rencananya saat ini."
Sebelumnya pada hari yang sama dalam satu wawancana dengan televisi berita Euronews, ia juga mengatakan bahwa UE tidak akan terpecah terkait isu Libya.
"Saya tidak mengenali kata `terpecah`," katanya. "Terdapat pendekatan yang berbeda dari masing-masing negara anggota mengenai isu militer, namun kami bersatu pada isu lain."
Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen pada Selasa mengatakan bahwa organisasi itu sudah merampungkan rencananya mengenai zona larangan terbang dan penerapan embargo senjata atas Libya dan semua anggota sekutu "berkomitmen untuk memenuhi tanggung jawab mereka terhadap resolusi PBB untuk menghentikan kekerasan yang tidak dapat dibiarkan atas warga sipil Libya."
Dewan Keamanan PBB menerapkan zona larangan terbang atas Libya pada Jumat lalu dan membolehkan "tindakan apa pun yang diperlukan" untuk melindungi warga sipil dari Muamar Gaddafi yang menyerang kota-kota kaum perlawanan.
Operasi "Fajar Odyssey" memasuki malam ketiga dengan serangan udara atas pertahanan udara Libya pada Senin. Televisi pemerintah Libya melaporkan bahwa setidaknya 60 warga sipil tewas dan 150 lainnya terluka.
Dalam pidato singkat di televisi nasional pada Rabu, Gaddafi berjanji untuk melanjutkan perlawanan terhadap kelompok oposisi dan koalisi internasional.
"Pada akhirnya, kami akan menang," tambahnya.
(KR-DLN/M016/S026)
NATO akan Ambil Alih Kendali Misi ke Libya
23 Maret 2011 19:06 WIB
Kepala urusan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton (reuters.com)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011
Tags: