Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pembina Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), Dr H.Muhammad Maftuh Basyuni mengimbau umat Muslim untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah, karena hanya dengan itu umat Islam dapat meningkatkan kualitas kehidupan.

"Jangan gontok-gontokan hanya persoalan kecil," imbau Maftuh saat memberikan tausiyah pada Hari Ulang Tahun (HUT) KE-21 IPHI di Jakarta, Selasa malam.

HUT berlangsung dalam suasana sederhana, dihadiri Joko Santoso selaku pengurus Dewan Pembina IPHI, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Slamet Riyanto, Ketua Umum IPHI Kurdi Mustofa, Ketua Bidang Pengembangan IPHI Parni Hadi, dan para pengurus lainnya.

Berbarengan dengan HUT tersebut, IPHI juga menyerahkan sejumlah bingkisan kepada para anak yatim piatu. Sejumlah kegiatan lainnya, seperti seminar haji, donor darah dan kegiatan olahraga akan digelar dalam pekan depan.

Maftuh menegaskan, persatuan atau ukhuwah menjadi penting lantaran umat Islam dewasa ini mudah tersulut yang berujung pada tindakan kekerasan. Bukan saja antarumat berbeda agama, tetapi antarumat Islam pun gontok-gontokan.

"Ingin dapat tambahan kuota haji saja, berunjuk rasa ke Kementerian Agama. Cara unjuk rasa pun dilakukan di luar kepatutan Islam," ia menegaskan.

Dewasa ini, lanjut dia, ada kelompok yang memiliki paham berbeda. Yaitu, Ahmadiyah. Hanya karena perbedaan faham, lantas pengikutnya lalu dimusuhi. Padahal dalam ajaran Islam, mereka itu --yang memiliki paham sesat-- harus diluruskan pandangannya.

"Memberi nasihat kepada yang sesat adalah tugas bersama bagi umat Islam," kata Maftuh.

Ia menjelaskan, di sisi lain umat Muslim tak punya hak untuk memaksa mereka (Ahmadiyah) untuk ikut. Namun jika diberikan penjelasan secara benar, maka pandangannya akan berubah.

Untuk meluruskan pandangan sesat itu, menurut dia, memang tak mudah. Demikian juga jika Ahmadiyah dibubarkan masalah tak akan selesai. Namun jika umat Islam bersatu, hal itu akan dapat diselesaikan dengan baik.

Maftuh memberi contoh ketika Nabi Muhammad SAW berdakwah ke kota Thoif untuk memeluk Islam, tapi Nabi Muhammad SAW dicaci dan dilempari kotoran.

Saat malaikat Jibril marah karena Nabi Muhammad SAW diperlakukan demikian, dan ingin memberi balasan dengan cara menenggelamkan warga Thoif, justru Nabi Muhammad SAW mendoakan mereka diberi hidayah.

Alasannya yang disampaikan Nabi saat itu adalah karena warga Thoif tak tahu berbuat demikian. "Ini merupakan salah satu contoh, yang kemudian hari, banyak warga Thoif masuk Islam," ungkap Maftuh.

Pada bagian akhir, Maftuh juga minta agar umat Islam yang sudah menunaikan ibadah haji agar memberi kesempatan kepada warga lainnya untuk menunaikan ibadah haji.

Hal ini berkaitan makin adanya kuota dan daftar tunggu jemaah haji yang dari tahun ke tahun terus meningkat. Jadi, pergi haji cukup sekali. "Jangan punya hobi pergi haji, sementara yang lain belum berhaji," ungkap Maftuh.(*)
(T.E001/Z002)