Ankara (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Satu negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Turki mengatakan tidak akan bergabung dalam operasi militer pimpinan Barat di Libya dan menyebut keterlibatan mereka itu tidak berguna

"Kami tidak akan berpartisipasi dengan pasukan tempur kami. Turki tidak akan pernah mengarahkan senjatanya kepada rakyat Libya," kata Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pidatonya sebagai dputi Partai Pembangunan dan Keadilan dalam parlemen.

Dia sangat mengecam serangan udara pimpinan Barat di Libya dengan menyebut operasi tersebut tidak berguna dan hanya meningkatkan jumlah korban tewas.

"Itu akan berubah menjadi penjajahan dan secara serius merusak persatuan negara tersebut," kata Erdogan usai pertemuan dengan para pejabat tinggi Staf Umum, Kementerian Urusan Luar Negeri dan Organisasi Intelejen Nasional.

Senin malam waktu AS, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menelepon Erdogan untuk membahas keadaan di Libya.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) pekan lalu mengeluarkan resolusi mendukung kawasan larangan terbang dan mengizinkan "segala tindakan yang dibutuhkan" untuk melindungi warga sipil di Libya.

Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat serta negara anggota NATO lainnya telah melakukan serangan secara sepihak yang menargetkan warga Libya sejak Sabtu.

Selasa, Erdogan mengatakan PBB harus menjadi payung bagi operasi kemanusiaan di Libya.

Turki memilih untuk terlibat dalam pembagian bantuan kemanusiaan di Libya dan akan menjelaskan pendiriannya kepada sekutu NATO Rabu esok, kata Erdogan dalam pernyataan yang disiarkan harian setempat, Hurriyet, Selasa.(*)

KR-BPY/Z002