Mataram (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Aburizal Bakrie mengatakan bahwa teror bom yang merebak di banyak lokasi di Tanah Air, tidak bisa dianalogikan sebagai kegagalan pemerintah.

"Tentu kita tidak bisa mengatakan, pemerintah gagal karena serangkaian aktivitas orang-orang yang ingin membuat kekacauan," kata Aburizal yang akrab disapa Ical, usai Pembukaan Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Nusa Tenggara Barat (NTB), di Mataram, Selasa.

Ical mengemukakan hal itu ketika menanggapi pertanyaan wartawan tentang merebaknya teror bom di banyak lokasi, yang oleh sejumlah kalangan hal itu merupakan bagian dari kegagalan pemerintah dalam menciptakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang kondusif.

Pada 15 Maret lalu, seorang pria tidak dikenal mengirimkan paket bungkusan buku yang berisi bom pada tiga lokasi yang berbeda.

Pengiriman paket bom ditujukan kepada pimpinan Komunitas Utan Kayu Ulil Abshar Abdalla, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Gories Mere, dan tokoh Pemuda Pancasila Yapto S Soeryosumarno.

Selanjutnya, pada Kamis (17/3) ancaman paket bom dikirimkan kepada musisi Ahmad Dani.

Paket bom yang dikirim pelaku kepada Ulil sempat meledak saat Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polrestro Jakarta Timur Komisaris Polisi Dody Rahmawan mencoba menjinakkannya.

Ledakan paket bom berupa buku itu melukai tiga orang yakni Kompol Dody Rahmawan hingga telapak tangannya terputus, Ipda Bara Libra Sagita serta petugas satpam Mulyana

Setelah ledakan bom buku itu, di berbagai daerah mencuat teror bom sehingga tim gegana harus ekstra bekerja.

Menurut Ical, setiap negara berpeluang terjadi ledakan bom, sehingga tidak harus beranggapan bahwa bom hanya meledak di Indonesia.

"Jangan anggap bom itu hanya ada di Indonesia, juga pernah ada di Inggis, India, dan negara lainnya," ujarnya.

Menyikapi teror bom itu, kata Ical, semua pihak tentu berharap aparat kepolisian dapat menangkap pelakunya. Golkar pun berharap polisi mampu menangkap pelakunya dan menghukumnya sesuai ketentuan yang berlaku.

"Harapan partai golkar yakni polisi, dan kalau perlu libatkan tentara untuk bisa menangkap pelakunya," ujarnya.

Ical juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak percaya kalau berbagai teror bom itu merupakan tindakan pengalihan isu agar publik tidak terkonsentrasi pada masalah-masalah penegakan hukum di Indonesia.

"Saya tidak percaya itu pengalihan isu, terlalu naif kalau kita bicara bahwa itu pengalihan isu dari pemerintah yang sekarang," ujarnya.

(ANTARA/S026)