Salah satu warga, Sri Sumarni (45) mengatakan banjir yang menggenangi permukiman warga tersebut sudah terjadi sejak pukul 21.00 WIB pada Minggu, (7/11).
Sumarni saat ditemui di lokasi, Senin, mengatakan tingginya curah hujan dan meluapnya Sungai Ciliwung membuat kawasan itu dilanda banjir dengan ketinggian mencapai dua meter lebih.
"Ada 50 kepala keluarga, 133 jiwa yang semuanya terkena banjir, itu yang paling parah terendam di lapangan bulu tangkis," kata istri dari Ketua RT 03 RW 07 Rawajati itu.
Baca juga: Normalisasi Kali Pesanggrahan di Kembangan Selatan mulai tahun depan
Dia juga menyebutkan banjir yang melanda ini menjadi yang terparah dalam beberapa pekan terakhir lantaran mencapai ketinggian dua meter lebih.
Pantauan Antara di lokasi pukul 12.00 WIB sejumlah petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta tengah berupaya mempercepat pengurangan genangan dengan pompa air.
Warga juga bergotong royong untuk mengurai genangan dan membersihkan sisa-sisa lumpur dari banjir.
"Warga di sini sebenarnya sudah menjaga kewaspadaan. Sekarang kondisi cuaca tidak bisa diprediksi, tiba-tiba ada banjir. Pokoknya kita sudah paham juga barang-barang yang berharga itu sudah diamankan," kata Sumarni.
Baca juga: Damkar dan PPSU bersihkan lumpur banjir di Pejaten Timur
Sementara itu, salah satu warga lainnya Yani (41) mengaku saat terjadi banjir warga di kawasan itu langsung beranjak ke lantai dua rumah masing-masing.
Yani mengaku banjir terjadi mulai Minggu malam imbas hujan deras yang mengguyur kawasan itu.
Ketinggian air, katanya, mulai surut mulai sejak Senin subuh.
Hingga saat ini, Yani dan warga lainnya masih terus berupaya mengeluarkan air dan lumpur dari dalam dan pekarangan rumah.
Baca juga: Banjir juga rendam Kembangan Jakarta Barat