Pemkot Yogyakarta Tambah Empat EWS di Kali Code
22 Maret 2011 08:19 WIB
Seorang relawan melakukan pemantauan saat terjadi bajir lahar yang membawa material vulkanik dan mengeluarkan asap, di Bronggang, Argomulyo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (21/3). (FOTO ANTARA/ Wahyu Putro A)
Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Kota Yogyakarta berencana menambah empat unit peralatan pendukung "early warning system" (peringatan dini) di sepanjang bantaran Sungai Code sebagai antisipasi banjir lahar hujan di sungai tersebut.
"Pada akhir triwulan pertama ini, dua peralatan pendukung EWS (early warning system) sudah akan terealisasi, dan hingga akhir tahun setidaknya akan ada tambahan dua peralatan lagi," kata Ketua Sekretariat Badan Koordinasi Penanggulangan Bencana Daerah (BKPBD) Kota Yogyakarta Sudarsono di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, dua peralatan pendukung EWS yang akan segera dipasang tersebut akan ditempatkan di sekitar peralatan pertama yang terpasang di Kampung Ledok Macanan Kota Yogyakarta.
Kedua alat tersebut akan dipasang di sisi utara dan selatan dari peralatan pertama yang sudah terpasang, masing-masing dengan jarak 300 hingga 400 meter.
"Kami dan pihak penyedia jasa masih mencari lokasi yang tepat untuk memasang peralatan tersebut, khususnya untuk antenanya agar dapat berfungsi maksimal," katanya.
Kedua peralatan yang akan dipasang tersebut, lanjut Sudarsono juga akan dilengkapi dengan kode-kode khusus sehingga frekuensi yang digunakan tidak akan terganggu oleh frekuensi lain yang justru akan merugikan.
Sementara itu, dua peralatan pendukung EWS lain adalah berasal dari pihak ketiga, yaitu dari dunia perbankan yang juga memberikan bantuan pengadaan peralatan EWS yang telah terlebih dulu terpasang.
Peralatan pendukung dalam EWS tersebut melengkapi sistem informasi antisipasi bencana yang telah dilakukan sebelumnya melalui "handy talkie" (HT) yang berada di wilayah yang berpotensi terkena banjir lahar dingin hasil erupsi vulkanik Gunung Merapi.
Melalui sistem peringatan dini tersebut, informasi terkait antisipasi banjir lahar dingin di Sungai Code dapat disampaikan lebih cepat dan akurat karena hanya berasal dari satu sumber yaitu Posko Kartika Induk ke masyarakat.
Peralatan pendukung sistem informasi peringatan dini yang telah dan akan dipasang tersebut terdiri dari pemancar yang disebut "base station" dan ditempatkan di Posko Induk dan satu unit stasiun penerima yang berada di kawasan rawan bencana.
Di stasiun penerima tersebut, informasi dari Posko Induk kemudian akan disampaikan kepada masyarakat melalui pengeras suara dengan kemampuan jangkauan suara mencapai 500 meter.
Informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat tersebut di antaranya adalah ketinggian air Sungai Boyong dari Posko Kartika Utara yang berada di Ngentak Sleman serta kondisi cuaca di sekitar Gunung Merapi.
Sungai Code tidak berhulu langsung ke Merapi tetapi berhulu dari Sungai Boyong yang berhulu langsung ke Merapi.
Pada banjir lahar hujan yang kembali menerjang bantaran Sungai Code pada Sabtu (19/3), dilaporkan terdapat 48 rumah yang rusak dan tidak dapat dihuni kembali, namun ribuan warga yang sempat mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing atau ke rumah saudara. (E013/K004)
"Pada akhir triwulan pertama ini, dua peralatan pendukung EWS (early warning system) sudah akan terealisasi, dan hingga akhir tahun setidaknya akan ada tambahan dua peralatan lagi," kata Ketua Sekretariat Badan Koordinasi Penanggulangan Bencana Daerah (BKPBD) Kota Yogyakarta Sudarsono di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, dua peralatan pendukung EWS yang akan segera dipasang tersebut akan ditempatkan di sekitar peralatan pertama yang terpasang di Kampung Ledok Macanan Kota Yogyakarta.
Kedua alat tersebut akan dipasang di sisi utara dan selatan dari peralatan pertama yang sudah terpasang, masing-masing dengan jarak 300 hingga 400 meter.
"Kami dan pihak penyedia jasa masih mencari lokasi yang tepat untuk memasang peralatan tersebut, khususnya untuk antenanya agar dapat berfungsi maksimal," katanya.
Kedua peralatan yang akan dipasang tersebut, lanjut Sudarsono juga akan dilengkapi dengan kode-kode khusus sehingga frekuensi yang digunakan tidak akan terganggu oleh frekuensi lain yang justru akan merugikan.
Sementara itu, dua peralatan pendukung EWS lain adalah berasal dari pihak ketiga, yaitu dari dunia perbankan yang juga memberikan bantuan pengadaan peralatan EWS yang telah terlebih dulu terpasang.
Peralatan pendukung dalam EWS tersebut melengkapi sistem informasi antisipasi bencana yang telah dilakukan sebelumnya melalui "handy talkie" (HT) yang berada di wilayah yang berpotensi terkena banjir lahar dingin hasil erupsi vulkanik Gunung Merapi.
Melalui sistem peringatan dini tersebut, informasi terkait antisipasi banjir lahar dingin di Sungai Code dapat disampaikan lebih cepat dan akurat karena hanya berasal dari satu sumber yaitu Posko Kartika Induk ke masyarakat.
Peralatan pendukung sistem informasi peringatan dini yang telah dan akan dipasang tersebut terdiri dari pemancar yang disebut "base station" dan ditempatkan di Posko Induk dan satu unit stasiun penerima yang berada di kawasan rawan bencana.
Di stasiun penerima tersebut, informasi dari Posko Induk kemudian akan disampaikan kepada masyarakat melalui pengeras suara dengan kemampuan jangkauan suara mencapai 500 meter.
Informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat tersebut di antaranya adalah ketinggian air Sungai Boyong dari Posko Kartika Utara yang berada di Ngentak Sleman serta kondisi cuaca di sekitar Gunung Merapi.
Sungai Code tidak berhulu langsung ke Merapi tetapi berhulu dari Sungai Boyong yang berhulu langsung ke Merapi.
Pada banjir lahar hujan yang kembali menerjang bantaran Sungai Code pada Sabtu (19/3), dilaporkan terdapat 48 rumah yang rusak dan tidak dapat dihuni kembali, namun ribuan warga yang sempat mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing atau ke rumah saudara. (E013/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: