Komunitas Lintas Agama Tulungagung gelar sedekah bumi di Sungai Ngrowo
7 November 2021 22:14 WIB
Komunitas lintas kepercayaan gelar ritual doa dengan aneka sesaji di Taman Reog Kendang, Kelurahan Panggungrejo, Tulungagung, Minggu (7/11/2021). ANTARA/Destyan Sujarwoko
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Puluhan warga dari lintas agama dan penganut kepercayaan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Minggu menggelar ritual sedekah bumi di titik tempuran (pertemuan) dua aliran sungai Kali Ngrowo dan Kali Song yang berlokasi di Kelurahan Panggungrejo, Kota Tulungagung.
Ritual diiringi sejumlah penari barongan, aneka tumpeng serta beberapa jenis ternak diarak untuk selanjutnya dilepasliarkan ke tepi Sungai Ngrowo.
Ritual budaya yang dipandegani Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) itupun menarik perhatian masyarakat sekitar.
Baca juga: Warga Sombomerti gelar sedekah bumi dengan prokes COVID-19 ketat
Selain baru pertama digelar di lokasi "tempuran" sungai, ritual pelarungan ternak itik, burung, hingga ikan lele ke arah sungai juga diwarnai aksi rebutan oleh warga yang telah menunggu sedari pagi.
"Kegiatan ini bertujuan membangkitkan peradaban leluhur di Tulungagung, yang berada di sekitar Sungai Ngrowo," kata Ketua MLKI Tulungagung, Sukriston.
Dijelaskan Sukriston saat penyampaian sambutan mewakili MLKI, sungai sebagai perwujudan kehidupan, dimana peradaban lahir di sekitar sungai.
Menurutnya, tempuran Sungai Ngrowo dan Sungai Song sebagai simbol pertemuan dua peradaban.
Sungai Ngrowo melambangkan peradaban dari Timur atau Gunung Lawu, sedang Sungai Song melambangkan peradaban di sekitar Gunung Wilis.
Kedua bertemu di tempuran ini, sehingga 2 peradaban bertemu.
"Selain tempuran sungai, juga merupakan tempuran peradaban," jelasnya.
Baca juga: Warga Punthuk Setumbu Magelang gelar Sedekah Bumi lestarikan budaya
Dalam sedekah bumi ini juga dilakukan pelepasan sejumlah hewan ternak. Menurutnya, pelepasan hewan ini sebagai simbol pelepasan jiwa hewani dalam manusia, sekaligus turut serta melestarikan hewan.
Ayam dan itik yang dilepas menjadi rebutan warga yang melihat acara sedekah bumi ini.
Ia berharap dengan sedekah bumi di tempuran ini, bisa membuat warga sadar akan arti pentingnya sungai.
"Nantinya bisa menjadi sungai yang bersih dan beradab bagi Tulungagung," harapnya.
Dirinya menilai saat ini kondisi sungai di Tulungagung sudah tercemar dan tak lagi indah.
Dalam acara ini juga dilakukan acara doa bersama antaragama, meminta keselamatan untuk Kabupaten Tulungagung.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung Suprihatin menjelaskan, tujuan utamanya adalah ruwatan dan sesaji.
"Melepaskan hewan kembali ke alam, agar bisa kembali ke alam dan lestari," jelasnya.
Rencananya kegiatan ini bakal dijadikan agenda rutin tahunan.
Kegiatan ini bakal dijadikan salah satu daya tarik wisata budaya dan edukasi pada masyarakat untuk turut serta menjaga kelestarian alam.
Baca juga: Seribu penari kuda lumping tampil di Temanggung
Ritual diiringi sejumlah penari barongan, aneka tumpeng serta beberapa jenis ternak diarak untuk selanjutnya dilepasliarkan ke tepi Sungai Ngrowo.
Ritual budaya yang dipandegani Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) itupun menarik perhatian masyarakat sekitar.
Baca juga: Warga Sombomerti gelar sedekah bumi dengan prokes COVID-19 ketat
Selain baru pertama digelar di lokasi "tempuran" sungai, ritual pelarungan ternak itik, burung, hingga ikan lele ke arah sungai juga diwarnai aksi rebutan oleh warga yang telah menunggu sedari pagi.
"Kegiatan ini bertujuan membangkitkan peradaban leluhur di Tulungagung, yang berada di sekitar Sungai Ngrowo," kata Ketua MLKI Tulungagung, Sukriston.
Dijelaskan Sukriston saat penyampaian sambutan mewakili MLKI, sungai sebagai perwujudan kehidupan, dimana peradaban lahir di sekitar sungai.
Menurutnya, tempuran Sungai Ngrowo dan Sungai Song sebagai simbol pertemuan dua peradaban.
Sungai Ngrowo melambangkan peradaban dari Timur atau Gunung Lawu, sedang Sungai Song melambangkan peradaban di sekitar Gunung Wilis.
Kedua bertemu di tempuran ini, sehingga 2 peradaban bertemu.
"Selain tempuran sungai, juga merupakan tempuran peradaban," jelasnya.
Baca juga: Warga Punthuk Setumbu Magelang gelar Sedekah Bumi lestarikan budaya
Dalam sedekah bumi ini juga dilakukan pelepasan sejumlah hewan ternak. Menurutnya, pelepasan hewan ini sebagai simbol pelepasan jiwa hewani dalam manusia, sekaligus turut serta melestarikan hewan.
Ayam dan itik yang dilepas menjadi rebutan warga yang melihat acara sedekah bumi ini.
Ia berharap dengan sedekah bumi di tempuran ini, bisa membuat warga sadar akan arti pentingnya sungai.
"Nantinya bisa menjadi sungai yang bersih dan beradab bagi Tulungagung," harapnya.
Dirinya menilai saat ini kondisi sungai di Tulungagung sudah tercemar dan tak lagi indah.
Dalam acara ini juga dilakukan acara doa bersama antaragama, meminta keselamatan untuk Kabupaten Tulungagung.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung Suprihatin menjelaskan, tujuan utamanya adalah ruwatan dan sesaji.
"Melepaskan hewan kembali ke alam, agar bisa kembali ke alam dan lestari," jelasnya.
Rencananya kegiatan ini bakal dijadikan agenda rutin tahunan.
Kegiatan ini bakal dijadikan salah satu daya tarik wisata budaya dan edukasi pada masyarakat untuk turut serta menjaga kelestarian alam.
Baca juga: Seribu penari kuda lumping tampil di Temanggung
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021
Tags: