Jakarta (ANTARA News) - Mabes TNI mengintensifkan kegiatan intelijen sekaligus memperkuat komando kewilayahannya untuk mengantisipasi dan menangani berbagai ancaman baik dari dalam maupun luar negeri, termasuk ancaman teror, kata Juru Bicara TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul di Jakarta, Senin.

"Selain itu, secara eksternal kita juga meningkatkan pendekatan kepada masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, Polri dan instansi terkait, agar beragam ancaman terutama teror saat ini dapat diantisipasi lebih dini dan tidak berdampak luas," katanya pula.

Pasca-kiriman paket bom buku kepada empat orang berbeda, Selasa (15/3) , polisi secara bertubi-tubi menerima laporan masyarakat mengenai paket mencurigakan. Dari belasan laporan, hanya paket di kota wisata Cibubur yang merupakan bom sungguhan. Sisanya, bukan bom.

Awalnya, paket bom buku diterima aktivis Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla, Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional Komjen Pol Gories Mere, Ketua Umum DPP Partai Patriot Yapto Soerjosumarno, dan artis Ahmad Dani.

Namun hingga Minggu (20/3) teror bom makin meluas tidak saja di wilayah Jakarta dan sekitarnya tetapi juga Bandung (Jawa Barat), Medan, Surabaya, dan Makassar.

Iskandar mengakui, aparat intelijen agak "kecolongan" terutama dengan modus baru yang digunakan yakni menggunakan media buku dan paket kiriman.

"Kalau kita tidak antisipasi lebih dalam lagi, maka akan banyak teror bom yang terjadi. Karena itu Bais(Badan Intelijen dan Strategis Mabes TNI , red) dan BIN (Badan Intelijen Negara) akan meningkatkan kerja sama dan koordinasi yang telah berjalan baik, untuk menangani kasus ini," katanya.

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengemukakan, pihak sangat optimis pelakunya akan segera tertangkap. Para penyidik Densus 88 (Detasemen Khusus Anti-Teror) sudah hafal.

"Dari karakteristik bomnya, mereka pasti sudah mengidentifikasi dari kelompok mana," ujarnya.
(*)