Mentan dukung pelaku usaha perkebunan Jambi kembangkan komoditi baru
7 November 2021 00:48 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memberikan paparanya pada dikusi bersama Gubernur Jambi dan pelaku usaha perkebunan di Provinsi Jambi. (ANTARA/Tuyani)
Jambi (ANTARA) - Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo mengatakan Kementerian Pertanian siap memberikan dukungan bagi pengembangan komoditi-komoditi pertanian baru yang dianggap memiliki peluang untuk dikembangkan serta memiliki pangsa pasar yang besar.
Hal itu disampaikan Mentan saat melakukan pertemuan Gubernur Jambi H Al Haris dan pelaku usaha perkebunan di Aula Rumah Dinas Gubernur Jambi, Sabtu.
"Kalau mau mengembangkan komoditi pisang bisa saja, saya setuju tadi saya kasih langsung Pak Gubernur 10 ribu pohon," kata Syahrul Yasin Limpo.
Pada kesempatan itu seorang pelaku usaha perkebunan di Provinsi Jambi Mazharul Haq berharap Kementerian Pertanian RI dapat memberikan dukungan pada pengembangan komoditas pertanian baru di Jambi salah satunya komoditi pisang.
Menurut dia pisang menjadi salah satu komoditi yang berpeluang untuk dikembangkan namun masih membutuhkan dukungan dari pemerintah untuk membantu petani.
"Saya setuju dengan apa yang disampaikan Pak Gubernur Jambi bahwa pisang saat ini punya potensi dari hal pengembangan serta pangsa pasarnya , harapannya bisa disuport bisa membantu petani dan membawa nama Jambi ," kata Mazharul Haq.
Ia menegaskan, pengembangan komoditi ini perlu dilakukan dengan kolaborasi antara pemerintah dan pengusaha masih perlu sinkronisasi. Pasalnya, diakuinya di lapangan banyak ditemui bahwa petani memiliki potensi panen namun sulit dalam hal pemasaran.
Baca juga: Panen nanas di Jambi, Mentan minta pemda serius garap hilirisasi nanas
Baca juga: Mentan Syahrul melepas ekspor 288 ton pinang Jambi ke Pakistan
"Ini yang tidak kita harapkan, pemasarannya sulit,"terangnya.
Menteri meminta agar konsepnya dimantapkan dulu agar program itu bisa digulirkan.
"Mana sih kawasan yang mau dibina untuk penanaman pisang tersebut, 7 bulan sudah jadi dimana satu hektar lahan bisa ditanami 2.000 pisang tapi tak boleh pisang saja harus ada selingan seperti singkong atau jagung. Dalam waktu tiga bulan bisa dapat uang dari jagung dan 7 bulan dari pisang," terangnya.
Menurut dia, dalam mengembangkan suatu komoditi bukan saja budidaya namun juga perlu dipikirkan kondisi pasca panennya dan bagaimana mengindustrikannya.
Menteri Pertanian ini menegaskan bahwa eksportir Jambi harus fokus pada komoditi yang akan diekspor. Melalui dialog ini Mentan juga mendorong agar anak-anak muda di Jambi dapat menggeluti bisnis ekspor.
"Kalau untuk ekspor harus fokus pada komoditi yang mana, silahkan ekspor saja supaya di Jambi juga ada mentor anak-anak di Jambi untuk terjun ke bidang ekspor," ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Jambi, Al Haris dalam sambutannya juga menyebutkan jika ke depannya pemerintah juga akan mengembangkan komoditi pisang di Jambi.
"Ke depannya bisa saja kita kembangkan tanaman pisang ini, lahan kosong dimanfaatkan," ujar Gubernur Jambi.
Baca juga: Harga cpo di Jambi melonjak, dekati angka Rp14.000/kilogram
Baca juga: Menteri pertanian dorong akselerasi replanting kebun sawit di Jambi
Hal itu disampaikan Mentan saat melakukan pertemuan Gubernur Jambi H Al Haris dan pelaku usaha perkebunan di Aula Rumah Dinas Gubernur Jambi, Sabtu.
"Kalau mau mengembangkan komoditi pisang bisa saja, saya setuju tadi saya kasih langsung Pak Gubernur 10 ribu pohon," kata Syahrul Yasin Limpo.
Pada kesempatan itu seorang pelaku usaha perkebunan di Provinsi Jambi Mazharul Haq berharap Kementerian Pertanian RI dapat memberikan dukungan pada pengembangan komoditas pertanian baru di Jambi salah satunya komoditi pisang.
Menurut dia pisang menjadi salah satu komoditi yang berpeluang untuk dikembangkan namun masih membutuhkan dukungan dari pemerintah untuk membantu petani.
"Saya setuju dengan apa yang disampaikan Pak Gubernur Jambi bahwa pisang saat ini punya potensi dari hal pengembangan serta pangsa pasarnya , harapannya bisa disuport bisa membantu petani dan membawa nama Jambi ," kata Mazharul Haq.
Ia menegaskan, pengembangan komoditi ini perlu dilakukan dengan kolaborasi antara pemerintah dan pengusaha masih perlu sinkronisasi. Pasalnya, diakuinya di lapangan banyak ditemui bahwa petani memiliki potensi panen namun sulit dalam hal pemasaran.
Baca juga: Panen nanas di Jambi, Mentan minta pemda serius garap hilirisasi nanas
Baca juga: Mentan Syahrul melepas ekspor 288 ton pinang Jambi ke Pakistan
"Ini yang tidak kita harapkan, pemasarannya sulit,"terangnya.
Menteri meminta agar konsepnya dimantapkan dulu agar program itu bisa digulirkan.
"Mana sih kawasan yang mau dibina untuk penanaman pisang tersebut, 7 bulan sudah jadi dimana satu hektar lahan bisa ditanami 2.000 pisang tapi tak boleh pisang saja harus ada selingan seperti singkong atau jagung. Dalam waktu tiga bulan bisa dapat uang dari jagung dan 7 bulan dari pisang," terangnya.
Menurut dia, dalam mengembangkan suatu komoditi bukan saja budidaya namun juga perlu dipikirkan kondisi pasca panennya dan bagaimana mengindustrikannya.
Menteri Pertanian ini menegaskan bahwa eksportir Jambi harus fokus pada komoditi yang akan diekspor. Melalui dialog ini Mentan juga mendorong agar anak-anak muda di Jambi dapat menggeluti bisnis ekspor.
"Kalau untuk ekspor harus fokus pada komoditi yang mana, silahkan ekspor saja supaya di Jambi juga ada mentor anak-anak di Jambi untuk terjun ke bidang ekspor," ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Jambi, Al Haris dalam sambutannya juga menyebutkan jika ke depannya pemerintah juga akan mengembangkan komoditi pisang di Jambi.
"Ke depannya bisa saja kita kembangkan tanaman pisang ini, lahan kosong dimanfaatkan," ujar Gubernur Jambi.
Baca juga: Harga cpo di Jambi melonjak, dekati angka Rp14.000/kilogram
Baca juga: Menteri pertanian dorong akselerasi replanting kebun sawit di Jambi
Pewarta: Muhammad Hanapi dan Tuyani
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021
Tags: