Jakarta (ANTARA) - Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) memiliki peran yang sangat besar untuk dapat membantu mengoptimalkan program sanitasi total yang berbasis masyarakat (STBM).

“Komitmen dari mitra harus dipertebal. Yang sudah ada ini, harus makin diperkuat sehingga prinsip no one left behind itu bisa terwujud dalam bentuk nyata,” kata Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes Vensya Sitohang dalam Diskusi Pegiat Air Minum dan Sanitasi yang diikuti daring di Jakarta, Jumat.

Vensya mengatakan, OMS memiliki andil dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses sanitasi yang bisa mewujudkan masyarakat yang bebas buang air besar di sembarang tempat dan menyediakan air yang bersih juga aman bagi kesehatan masyarakat.

Melalui berbagai macam aktivitas yang dilakukan oleh OMS yang tergabung dalam STBM di setiap kabupaten maupun kota, dianggap dapat merubah perilaku masyarakat menjadi lebih bersih, higienis dan dapat menurunkan kejadian penyakit diare.

Menurut Vensya, hal tersebut dapat terwujud apabila perubahan perilaku hidup bersih diterapkan di setiap sarana pelayanan umum seperti sekolah, kantor, rumah makan, Puskesmas, pasar dan terminal melalui penyediaan fasilitas cuci tangan dengan sabun.

Selain meningkatkan sarana fasilitas, dia juga menjelaskan OMS dapat memberikan edukasi sosialisasi terkait pengelolaan air minum dan makanan yang aman di setiap rumah tangga juga memilah sampah dengan benar.

“Bila slogan dan kampanye kita besar-besaran tapi kalau sarana tidak ada ya tidak mungkin ada perubahan perilaku itu,” kata dia.

Wash Sector Leader SNV Cecile Laborderie mengatakan OMS dapat menjangkau kelompok dalam situasi rentan dan khusus yang biasanya tidak memiliki suara untuk mengungkapkan tantangan dan kebutuhan mereka.

“OMS memainkan peran penting dalam mengisi ruang antara target pemerintah. Dengan kehadiran mereka sampai ke tingkat kabupaten atau kota bahkan masyarakat,” kata Cecile.

Menurut Cecile, OMS dapat menjadi mediator antara pemerintah dan masyarakat juga sebagai motivator pelibatan masyarakat dalam pembangunan Water Sanitation and Hygiene (WASH).

OMS, kata dia, juga dapat berperan sebagai katalisator untuk mempercepat pembangunan WASH di Indonesia.

Ia berharap di masa depan, OMS dapat dilibatkan oleh pemerintah setiap melakukan perencanaan, pemantauan maupun evaluasi kebijakan.

“Kami berharap pemerintah memberikan lebih banyak kesempatan kepada OMS dan khususnya berkonsultasi dengan mereka dalam tahap perencanaan serta melibatkan mereka dalam pemantauan dan evaluasi,” ujar Cecile.

Baca juga: Stafsus Mendagri: OMS perlu refocusing program hadapi pandemi
Baca juga: INFID: OMS berperan penting atasi ketimpangan gender digital