Laporan dari China
China buka kesempatan asing investasi telekomunikasi dan kesehatan
5 November 2021 19:35 WIB
Arsip foto - Presiden China Xi Jinping mengikuti upacara memperingati Hari Martir di Monumen Pahlawan Rakyat di Lapangan Tiananmen, di Beijing, China (30/9/2021). (ANTARA/REUTERS/Carlos Garcia Rawlins/tm/aa.)
Beijing (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping berjanji akan membuka pintu lebar-lebar kepada investor asing masuk ke negaranya untuk pembangunan bidang telekomunikasi dan perawatan kesehatan.
China akan memangkas daftar investasi asing dan membuka diri lebih lebar untuk sektor telekomunikasi, perawatan kesehatan, dan jasa lainnya, demikian pernyataan tertulis Xi yang diterima ANTARA di Beijing, Jumat.
Dalam pernyataan yang juga dia sampaikan pada pembukaan Pameran Impor Internasional China (CIIE) itu juga disinggung tentang ratifikasi Kemitraan Ekonomi Komperehensif Regional (RCEP) yang sudah dilakukan oleh China.
"China sangat menginginkan kerja sama internasional yang lebih mendalam pada sektor pembangunan hijau, rendah karbon, dan ekonomi digital. Secara aktif, China juga bergabung dalam CPTPP (Perjanjian Komperehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik) dan DEPA (Perjanjian Kemitraan Ekonomi Digital)," ujarnya.
Oleh sebab itu, pihaknya akan terus melakukan uji coba peningkatan standar mutu di beberapa zona perdagangan bebas dan Pelabuhan Perdagangan Bebas Hainan.
Bea masuk barang ke China juga telah diturunkan dari 15,3 persen menjadi hanya 7,4 persen.
"Pemerintah pusat juga telah merevisi 2.300 peraturan perundang-undangan dan pemerintah daerah merevisi 190.000 peraturan yang semuanya untuk melancarkan perdagangan internasional dan vitalitas sosial," ujarnya.
Dengan jumlah populasi 1,4 miliar jiwa dan 400 juta lebih berada di kelompok ekonomi menengah, jelas Xi, China menjadi pasar yang sangat menjanjikan.
"Tahun lalu nilai impor barang dan jasa kami mencapai 2,5 triliun dolar AS. Kami menawarkan peluang yang lebih besar lagi," kata Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (CPC) itu.
China akan terus memperbesar impor dan akan membangun sistem perdagangan global yang seimbang.
Dalam kesempatan tersebut Presiden Xi juga menyinggung COVID-19 karena sejak pandemi terjadi, China telah mendistribusikan 350 miliar potong masker, 4 miliar potong pakaian pelindung, 6 miliar alat tes, dan 1,6 juta dosis vaksin kepada komunitas internasional.
"China secara aktif mendukung kerja sama internasional melawan pandemi dan membebaskan hak paten vaksin untuk negara-negara berkembang," kata Xi.
CIIE merupakan agenda rutin tahunan yang digelar di Shanghai.
Beberapa negara, termasuk Indonesia turut berpartisipasi dalam ajang pameran barang berkualitas ekspor terbesar di China itu.
Baca juga: Luhut minta keringanan bea masuk produk baja Indonesia ke China Baca juga: Presiden China serukan lawan proteksionisme dan unilateralisme
Baca juga: Presiden China janji perkuat sektor jasa di negara BRI
China akan memangkas daftar investasi asing dan membuka diri lebih lebar untuk sektor telekomunikasi, perawatan kesehatan, dan jasa lainnya, demikian pernyataan tertulis Xi yang diterima ANTARA di Beijing, Jumat.
Dalam pernyataan yang juga dia sampaikan pada pembukaan Pameran Impor Internasional China (CIIE) itu juga disinggung tentang ratifikasi Kemitraan Ekonomi Komperehensif Regional (RCEP) yang sudah dilakukan oleh China.
"China sangat menginginkan kerja sama internasional yang lebih mendalam pada sektor pembangunan hijau, rendah karbon, dan ekonomi digital. Secara aktif, China juga bergabung dalam CPTPP (Perjanjian Komperehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik) dan DEPA (Perjanjian Kemitraan Ekonomi Digital)," ujarnya.
Oleh sebab itu, pihaknya akan terus melakukan uji coba peningkatan standar mutu di beberapa zona perdagangan bebas dan Pelabuhan Perdagangan Bebas Hainan.
Bea masuk barang ke China juga telah diturunkan dari 15,3 persen menjadi hanya 7,4 persen.
"Pemerintah pusat juga telah merevisi 2.300 peraturan perundang-undangan dan pemerintah daerah merevisi 190.000 peraturan yang semuanya untuk melancarkan perdagangan internasional dan vitalitas sosial," ujarnya.
Dengan jumlah populasi 1,4 miliar jiwa dan 400 juta lebih berada di kelompok ekonomi menengah, jelas Xi, China menjadi pasar yang sangat menjanjikan.
"Tahun lalu nilai impor barang dan jasa kami mencapai 2,5 triliun dolar AS. Kami menawarkan peluang yang lebih besar lagi," kata Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (CPC) itu.
China akan terus memperbesar impor dan akan membangun sistem perdagangan global yang seimbang.
Dalam kesempatan tersebut Presiden Xi juga menyinggung COVID-19 karena sejak pandemi terjadi, China telah mendistribusikan 350 miliar potong masker, 4 miliar potong pakaian pelindung, 6 miliar alat tes, dan 1,6 juta dosis vaksin kepada komunitas internasional.
"China secara aktif mendukung kerja sama internasional melawan pandemi dan membebaskan hak paten vaksin untuk negara-negara berkembang," kata Xi.
CIIE merupakan agenda rutin tahunan yang digelar di Shanghai.
Beberapa negara, termasuk Indonesia turut berpartisipasi dalam ajang pameran barang berkualitas ekspor terbesar di China itu.
Baca juga: Luhut minta keringanan bea masuk produk baja Indonesia ke China Baca juga: Presiden China serukan lawan proteksionisme dan unilateralisme
Baca juga: Presiden China janji perkuat sektor jasa di negara BRI
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021
Tags: