Komnas HAM: Karya WacthDoc bisa bangkitkan seseorang berpikir kritis
5 November 2021 15:31 WIB
Tangkapan layar Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik memberikan paparan pada diskusi film dokumenter: Belajar dari WacthDoc yang dipantau di Jakarta, Jumat. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik mengatakan karya-karya yang dihasilkan oleh WatchDoc Documentary atau rumah produksi audio visual bisa membangkitkan seseorang untuk berpikir kritis.
"Karya WatchDoc tidak hanya membangkitkan seseorang untuk memahami suatu persoalan, tetapi juga bagaimana berpikir kritis atas suatu masalah," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik di Jakarta pada diskusi film dokumenter: Belajar dari WacthDoc yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Atas karya-karya luar biasa yang dihasilkan oleh WachthDoc tersebut, mereka dianugerahi penghargaan internasional yakni Raymon Magsaysay serta Gwangju Price for Human Rights karena dinilai ikut serta menyuarakan tentang HAM.
Baca juga: Komnas HAM selidiki dugaan penyiksaan narapidana di Lapas Yogyakarta
Bagi Komnas HAM, kata Ahmad, WatchDoc merupakan bagian dari keluarga besar lembaga yang dipimpinnya. Hal itu berangkat dari kesamaan ide, gagasan dan komitmen dalam menegakkan dan memajukan HAM di Indonesia.
"Terutama bagi kelompok yang perlu diperjuangkan hak-haknya," kata dia.
Banyak peristiwa yang terjadi di Tanah Air kemudian diangkat oleh WacthDoc berdasarkan sebuah kerja investigasi. Dalam menjalankan tugas kemanusiaan itu, rumah produksi yang didirikan pada 2009 oleh dua jurnalis yakni Andhy Panca Kurniawan dan Dandhy Laksono juga menerapkan prinsip-prinsip jurnalistik.
Perpaduan dari kerja tim, investigasi, jurnalistik hingga seni tersebut tak jarang melahirkan sebuah kejutan kepada publik ketika karya mereka dipublis.
Bahkan, ujar dia, karya-karya yang dihasilkan oleh Dandhy Laksono dan kawan-kawan tak jarang memancing rasa ingin tahu orang banyak termasuk kalangan muda.
"Ternyata karya-karya WacthDoc ini bagi orang awam dan anak muda bisa menimbulkan berpikir kritis dan 'mereview' apa sebenarnya sesuatu yang sedang terjadi," ujarnya.
Atas dasar itu, Komnas HAM mendukung dan mendorong berbagai karya-karya yang dihasilkan oleh rumah produksi audio visual asal Indonesia tersebut terutama dalam hal pemajuan HAM.
Sebagai tambahan informasi, karya-karya yang dihasilkan oleh WacthDoc antara lain The Mahuzes pada (2015), Asimetris (2018), Sexy Killers (2019), The EndGame (2021) dan Kinipan yang dipublis pada (2021).
Baca juga: Komnas HAM berharap pidana hukuman mati dihapus total
Baca juga: Komnas HAM dorong Pontianak gencarkan program bagi warga rentan
"Karya WatchDoc tidak hanya membangkitkan seseorang untuk memahami suatu persoalan, tetapi juga bagaimana berpikir kritis atas suatu masalah," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik di Jakarta pada diskusi film dokumenter: Belajar dari WacthDoc yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Atas karya-karya luar biasa yang dihasilkan oleh WachthDoc tersebut, mereka dianugerahi penghargaan internasional yakni Raymon Magsaysay serta Gwangju Price for Human Rights karena dinilai ikut serta menyuarakan tentang HAM.
Baca juga: Komnas HAM selidiki dugaan penyiksaan narapidana di Lapas Yogyakarta
Bagi Komnas HAM, kata Ahmad, WatchDoc merupakan bagian dari keluarga besar lembaga yang dipimpinnya. Hal itu berangkat dari kesamaan ide, gagasan dan komitmen dalam menegakkan dan memajukan HAM di Indonesia.
"Terutama bagi kelompok yang perlu diperjuangkan hak-haknya," kata dia.
Banyak peristiwa yang terjadi di Tanah Air kemudian diangkat oleh WacthDoc berdasarkan sebuah kerja investigasi. Dalam menjalankan tugas kemanusiaan itu, rumah produksi yang didirikan pada 2009 oleh dua jurnalis yakni Andhy Panca Kurniawan dan Dandhy Laksono juga menerapkan prinsip-prinsip jurnalistik.
Perpaduan dari kerja tim, investigasi, jurnalistik hingga seni tersebut tak jarang melahirkan sebuah kejutan kepada publik ketika karya mereka dipublis.
Bahkan, ujar dia, karya-karya yang dihasilkan oleh Dandhy Laksono dan kawan-kawan tak jarang memancing rasa ingin tahu orang banyak termasuk kalangan muda.
"Ternyata karya-karya WacthDoc ini bagi orang awam dan anak muda bisa menimbulkan berpikir kritis dan 'mereview' apa sebenarnya sesuatu yang sedang terjadi," ujarnya.
Atas dasar itu, Komnas HAM mendukung dan mendorong berbagai karya-karya yang dihasilkan oleh rumah produksi audio visual asal Indonesia tersebut terutama dalam hal pemajuan HAM.
Sebagai tambahan informasi, karya-karya yang dihasilkan oleh WacthDoc antara lain The Mahuzes pada (2015), Asimetris (2018), Sexy Killers (2019), The EndGame (2021) dan Kinipan yang dipublis pada (2021).
Baca juga: Komnas HAM berharap pidana hukuman mati dihapus total
Baca juga: Komnas HAM dorong Pontianak gencarkan program bagi warga rentan
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021
Tags: