Kuala Lumpur (ANTARA News/AFP) - Sepp Blatter, yang berharap masih dapat melanjutkan kepemimpinannya sebagai Presiden FIFA untuk yang keempat kalinya, mengisyaratkan, Kamis, bahwa masa kerjanya nanti bisa jadi merupakan yang terakhir baginya sebagai ketua badan pengatur sepak bola dunia itu.

"Mungkin ya," kata pria berusia 75 tahun itu ketika ditanya apakah pemilihan yang akan datang merupakan keikutsertaannya yang terakhir dalam perebutan kursi Presiden FIFA.

"Ada saatnya anda harus benar-benar mundur, jangan sampai kita sudah tidak cukup cerdas lagi untuk mengatakan pada diri sendiri bahwa waktu untuk berhenti sudah tiba," katanya.

Blatter, yang sedang dalam lawatannya ke sejumlah negara Asia, termasuk Timor Timur, Myanmar, Laos dan Malaysia, berbicara tentang peluangnya menjadi Presiden FIFA di tengah spekulasi bahwa Ketua Federasi Sepak Bola Asia Mohamad bin Hammam akan ikut mencalonkan diri untuk menjadi penantangnya.

"Pada 10 Maret nanti saya akan berumur 75 tahun. Tetapi saya rasa saya masih memiliki energi yang penuh untuk bekerja dan saya masih belum selesai dengan pekerjaan saya mengembangkan sepak bola dan membenahi pengorganisasian berbagai kompetisi sepak bola," katanya.

"Saya bersedia maju untuk masa bakti empat tahun lagi. Ini adalah harapan saya dan mari kita lihat apa yang diinginkan oleh para peserta kongres nanti." ujar Blatter.

Acara pemilihan Presiden FIFA direncanakan diadakan di Zurich pada 1 Juni nanti, dan Presiden FIFA yang berkebangsaan Swiss itu telah menjadi pemimpin organisasi itu selama 13 tahun.

Sebelumnya Blatter talah mengadakan pembicaraan dengan Ketua Asosiasi Sepak Bola Malaysia Sultan Ahmad Shah.

Blatter mengatakan bahwa dia siap dengan segala tantangan dalam memperebutkan kursi puncak FIFA itu, sembari menyatakan bahwa dia telah memperoleh dukungan dari negara-negara Asia dan Timur Tengah.

"Saya rasa persaingan selalu baik untuk kemajuan suatu organisasi," katanya.

Bin Hammam sebelumnya merupakan sekutu dekat Blatter dan merupakan pendukung di belakang layar kampanye Sepp Blatter ketika terpilih sebagai Presiden FIFA pada 1998, namun hubungan keduanya mulai merenggang dua tahun lalu.

Blatter mengatakan bahwa dia tidak sempat bertemu Bin Hammam karena keduanya sedang sibuk dengan jadwal padat masing-masing.

Keberhasilan Bin Hammam yang secara mengejutkan berhasil membawa Qatar memperoleh hak untuk menyelenggarakan turnamen Piala Dunia 2022 di Qatar merupakan suatu modal tersendiri bagi dirinya untuk menjadi orang nomor satu di badan sepak bola dunia itu.

Pria berkebangsaan Qatar berusia 61 tahun itu dijadwalkan melakukan jumpa pers di markas Konfederasi Sepak Bola Asia di Malaysia pada Jumat (18/3).(*)

(H-OKS/I015)