Jakarta (ANTARA) - Perekayasa Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Unggul Priyanto mendorong agar melakukan diversifikasi energi dari energi baru dan terbarukan dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi yang ada untuk menggantikan energi fosil.

"Diversifikasi energi dilaksanakan dengan memperhatikan potensi sumber energi yang ada untuk menggantikan peranan energi fosil," kata Unggul dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Hal itu disampaikan Unggul dalam Webinar Strategi Penggunaan Sumber Energi Baru dan Terbarukan dalam Kerangka Mencapai Target Net Zero Emission.

Baca juga: Kemenko Marves memastikan implementasi energi terbarukan di daerah 3T

Unggul menuturkan perlu dilihat potensi sumber energi terbarukan yang ada di suatu daerah, baik kuantitas maupun jenisnya.

Pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan bisa bersumber dari panas bumi, hidro, surya, angin, biomassa, dan nuklir sehingga diharapkan bisa menggantikan energi fosil.

Potensi sumber energi terbarukan itu perlu diperiksa untuk memastikan pasokan listrik yang memadai, misalnya, apakah sumber panas bumi cukup besar menghasilkan energi listrik untuk memenuhi kebutuhan suatu daerah.

Jika masih kurang untuk listrik di wilayah tersebut, lanjut Unggul, bisa menggunakan tambahan jenis energi lainnya.

Unggul menuturkan substitusi energi fosil oleh energi baru dan terbarukan perlu dilaksanakan secara realistis, serta memperhatikan komposisi sumber energi yang akan digunakan.

Selain itu, penggunaan sumber energi baru dan terbarukan juga harus memperhatikan kemampuan daya beli masyarakat karena energi mempunyai peran utama di samping pangan yang menopang kehidupan.

Baca juga: RI gelar pelatihan energi terbarukan bersama Nepal dan Madagaskar
Baca juga: BRIN akan fokus untuk kuasai teknologi kunci mobil listirk