Cianjur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, mencatat selama sepekan terakhir, 20 kejadian bencana alam longsor dan banjir melanda daerah itu yang sebagian besar di wilayah bagian selatan.

Kepala Bidang Perencanaan dan Kesiapsiagaan BPBD Cianjur, Taufik Zuhrizal di Cianjur, Kamis, mengatakan sebagian besar bencana alam melanda wilayah bagian selatan yaitu Kecamatan Sukanagara, Campaka, Campakamulya, Sindangbarang dan Takokak.

"Bencana banjir dan longsor mendominasi kejadian selama sepekan terakhir, setelah hujan deras lebih dari dua jam. Ratusan rumah rusak ringan, sedang dan berat, longsor juga menyebabkan akses jalan penghubung antardesa dan kabupaten terputus," katanya.

Baca juga: Cianjur tetapkan status siaga bencana hidrometeorologi hingga Mei 2022

Ia menjelaskan dari sejumlah kejadian di beberapa kecamatan itu, total 80 lebih kepala keluarga diungsikan sementara ke tempat aman, guna mengantisipasi terjadinya banjir dan longsor susulan, seiring masih tingginya curah hujan sejak dua hari terakhir dengan intensitas lama merata di seluruh wilayah Cianjur.

Bahkan pihaknya menyiagakan seribuan anggota Relawan Tangguh Bencana (Retana) di seluruh kecamatan dan desa untuk memantau dan segera mengevakuasi warga jika melihat tanda alam akan terjadi bencana dan bencana susulan, terutama di wilayah yang saat ini masih terjadi pergerakan tanah.

Baca juga: Jalan penghubung Kabupaten Cianjur-Sukabumi Jabar putus akibat longsor

"Untuk wilayah Kecamatan Cibeber, Karangtengah, Cipanas dan Pacet, yang rawan terjadi longsor dan angin puting beliung serta pergerakan tanah, kami juga siagakan Retana dan alat berat, sebagai upaya penanganan cepat ketika terjadi bencana susulan," katanya.

Ia menambahkan dari puluhan bencana alam yang terjadi, tidak ada korban jiwa, namun jumlah pasti dan kerugian materiil masih dalam pendataan petugas termasuk jalan yang rusak dan area persawahan yang terendam banjir atau tertutup longsor.

"Bencana alam selama satu pekan terakhir, disebabkan adanya fenomena La Nina, dimana Cianjur mengalami curah hujan yang tinggi sejak pagi hingga malam. Cianjur masuk dalam indeks risiko bencana dan menempati urutan keempat tertinggi di Jabar, sehingga warga di seluruh wilayah diminta waspada," katanya.

Baca juga: Banjir menggenangi puluhan rumah warga di tiga kampung di Cianjur

Baca juga: BPBD Cianjur masih tangani longsor tutup jalan utama antar desa