Jakarta (ANTARA) - Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia mengapresiasi upaya Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim dengan memberhentikan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara untuk bertransisi ke energi terbarukan (EBT).

“Pemerintah Indonesia menerima banyak pujian atas pendekatan yang sangat inovatif untuk menangani masalah pembangkit listrik tenaga batu bara ini,” kata Wakil Presiden ADB Ahmed M. Saeed di Jakarta, Kamis.

Saeed menyatakan hal tersebut seiring dengan lebih dari 60 persen kapasitas pembangkit listrik Indonesia berasal dari batu bara namun berani untuk mulai bertransisi ke energi yang lebih bersih.

Oleh sebab itu, ia mengatakan ADB sangat mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk mulai menyiapkan mekanisme transisi energi atau Energy Transition Mechanism (ETM).

Baca juga: ADB evaluasi 7 PLTU yang berpotensi dipensiunkan di RI dan Filipina

ETM akan mampu mendorong terwujudnya transksi energi yang lebih bersih dengan cara yang stabil dan tetap terjangkau bagi masyarakat Indonesia.

“Cara yang adil yang kami maksud dengan cara yang tidak mengganggu kehidupan atau kegiatan ekonomi,m dan tidak menggusur orang dari sarana mereka mencari nafkah,” jelasnya.

Dukungan ADB dilakukan melalui kemitraan dengan Indonesia untuk merintis ETM yaitu pendekatan transformatif melalui blended finance untuk mengganti pembangkit listrik tenaga batu bara ke pembangkit listrik yang bersih.

Mekanisme ini terdiri atas dua pembiayaan yaitu pembiayaan pertama dikhususkan untuk penutupan lebih dini atau pengalihan fungsi pembangkit listrik tenaga batu bara dengan jadwal yang dipercepat.

Baca juga: ADB dan Indonesia bermitra siapkan mekanisme transisi energi

Pembiayaan kedua berfokus pada investasi pada pembangkitan, penyimpanan, dan peningkatan jaringan listrik untuk energi bersih yang baru.

Ke depannya, bank multilateral, investor kelembagaan swasta, organisasi filantropi, dan investor jangka panjang diharapkan menyediakan modal bagi ETM.

ADB pun akan mendukung pemerintah dalam menciptakan kebijakan dan kondisi usaha yang memungkinkan peningkatan tata kelola program, pengurangan karbon, dan sasaran transisi yang adil.

“Kami tahu peran kami sebagai sebuah institusi adalah menjadi fasilitator untuk membantu negara-negara menentukan ambisi, dan mencapai tujuan mereka,” katanya.

Rencananya, selama tahap rintisan sepanjang dua sampai tiga tahun ETM akan menggalang sumber daya keuangan untuk mempercepat penutupan lima hingga tujuh pembangkit listrik tenaga batu bara di Indonesia.

Saeed menjelaskan pihaknya belum mengidentifikasi dan memilih PLTU batu bara yang akan ditutup tersebut mengingat proses evaluasi masih terus berjalan.

Evaluasi terhadap PLTU batu bara dilakukan melalui beberapa kriteria termasuk terkait efisiensi yakni kebersihan pabrik hingga tingkat kekotoran dan kebaruan teknologi yang digunakan.

“Sudah kah kita mengidentifikasi aset? Jawaban singkatnya adalah kami sudah mulai memikirkan masalah ini tetapi kami belum mengidentifikasi asetnya,” tegasnya.