Airlangga targetkan Indonesia masuk 10 besar perekonomian dunia 2030
4 November 2021 15:11 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan sekaligus pidato ilmiah di hadapan wisudawan-wisdawati Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang diselenggarakan secara daring dan luring di UMM Dome (ANTARA/HO/UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG/END)
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan Indonesia bisa masuk dalam sepuluh besar perekonomian dunia pada 2030.
"Untuk jangka pendek, pemerintahan masih terus berupaya mengurangi pengangguran yang sempat naik dan mewujudkan Indonesia maju. Oleh karena itu, pemerintah tengah merancang transformasi ekonomi," kata Airlangga dalam rilis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang diterima di Malang, jawa Timur, Kamis.
Menko Perekonomian mengemukakan dalam sambutan yang diikuti secara daring dihadapan wisudawan UMM yang diikuti secara daring dan luring di UMM Dome, Selasa (2/11).
Rancangan dan target untuk menembus 10 besar perekonomian dunia itu, kata Airlangga, akan memanfaatkan era industri 4.0 di tujuh sektor prioritas.
“Berbekal rancangan transformasi ekonomi ini, kami menargetkan Indonesia bisa masuk sepuluh besar di perekonomian dunia pada 2030,” ujarnya.
Baca juga: Airlangga: Kunjungan ke Persatuan Emirat Arab dorong investasi
Pada kesempatan itu Airlangga memaparkan bahwa untuk melakukan revolusi struktural perlu adanya implementasi Undang-Undang (UU) Cipta Kerja Omnibuslaw dan perkembangan yang diiringi dengan teknologi dan digitalisasi menjadi hal yang penting.
Selain itu, sektor pendidikan juga dinilai menjadi ujung tombak perubahan pada sektor industri dengan mempersiapkan re-training dan re-skilling.
Ketua Umum Partai Golkar ini mengaku untuk sektor kewirausahaan, Indonesia masih berada di angka 3,7 persen. Angka ini masih terus diupayakan untuk ditingkatkan menjadi 5 persen.
Baca juga: Airlangga: Indonesia-AS berharap hubungan baik terus ditingkatkan
Salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah wirausahawan, kata Airlangga, adalah dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) terkait kemudahan perlindungan dan pemberdayaan UMKM. Peraturan itu juga harus memuat bagaimana memperbanyak inkubator usaha.
“Harapan saya, saya bisa mendirikan inkubator-inkubator di Kampus Putih UMM. Dengan begitu, lampus dengan akreditasi A ini mampu mengahsilkan wirausahawan yang berkualitas," ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Airlangga juga menyinggung Indonesia yang masuk dalam sepuluh besar dunia industri halal. Tidak mengejutkan, mengingat jumlah penduduk Muslim di Indonesia juga tinggi. Hanya saja, produksi halal masih didominasi pada industri makanan dan minuman.
"UU Cipta Kerja juga akan memudahkan industri halal. Salah satunya terkait dengan sertifikat halal gratis bagi para pengusaha," katanya.
Untuk itu, katanya, perlu ada sinergi yang kuat dari berbagai aspek. “Dalam usaha meningkatkan ekonomi Indonesia maju, perlu adanya sinergi antara sektor pendidikan, industri dan media,” ucapnya.
Ia mengatakan meski di tengah pandemi, perekonomian Indonesia bisa tumbuh hingga 7,07 persen dan menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 16 tahun terakhir.
"Untuk jangka pendek, pemerintahan masih terus berupaya mengurangi pengangguran yang sempat naik dan mewujudkan Indonesia maju. Oleh karena itu, pemerintah tengah merancang transformasi ekonomi," kata Airlangga dalam rilis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang diterima di Malang, jawa Timur, Kamis.
Menko Perekonomian mengemukakan dalam sambutan yang diikuti secara daring dihadapan wisudawan UMM yang diikuti secara daring dan luring di UMM Dome, Selasa (2/11).
Rancangan dan target untuk menembus 10 besar perekonomian dunia itu, kata Airlangga, akan memanfaatkan era industri 4.0 di tujuh sektor prioritas.
“Berbekal rancangan transformasi ekonomi ini, kami menargetkan Indonesia bisa masuk sepuluh besar di perekonomian dunia pada 2030,” ujarnya.
Baca juga: Airlangga: Kunjungan ke Persatuan Emirat Arab dorong investasi
Pada kesempatan itu Airlangga memaparkan bahwa untuk melakukan revolusi struktural perlu adanya implementasi Undang-Undang (UU) Cipta Kerja Omnibuslaw dan perkembangan yang diiringi dengan teknologi dan digitalisasi menjadi hal yang penting.
Selain itu, sektor pendidikan juga dinilai menjadi ujung tombak perubahan pada sektor industri dengan mempersiapkan re-training dan re-skilling.
Ketua Umum Partai Golkar ini mengaku untuk sektor kewirausahaan, Indonesia masih berada di angka 3,7 persen. Angka ini masih terus diupayakan untuk ditingkatkan menjadi 5 persen.
Baca juga: Airlangga: Indonesia-AS berharap hubungan baik terus ditingkatkan
Salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah wirausahawan, kata Airlangga, adalah dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) terkait kemudahan perlindungan dan pemberdayaan UMKM. Peraturan itu juga harus memuat bagaimana memperbanyak inkubator usaha.
“Harapan saya, saya bisa mendirikan inkubator-inkubator di Kampus Putih UMM. Dengan begitu, lampus dengan akreditasi A ini mampu mengahsilkan wirausahawan yang berkualitas," ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Airlangga juga menyinggung Indonesia yang masuk dalam sepuluh besar dunia industri halal. Tidak mengejutkan, mengingat jumlah penduduk Muslim di Indonesia juga tinggi. Hanya saja, produksi halal masih didominasi pada industri makanan dan minuman.
"UU Cipta Kerja juga akan memudahkan industri halal. Salah satunya terkait dengan sertifikat halal gratis bagi para pengusaha," katanya.
Untuk itu, katanya, perlu ada sinergi yang kuat dari berbagai aspek. “Dalam usaha meningkatkan ekonomi Indonesia maju, perlu adanya sinergi antara sektor pendidikan, industri dan media,” ucapnya.
Ia mengatakan meski di tengah pandemi, perekonomian Indonesia bisa tumbuh hingga 7,07 persen dan menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 16 tahun terakhir.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: