Caracas (ANTARA News) - Presiden Venezuela Hugo Chavez, Selasa waktu setempat (15/3), mengumumkan penundaan program energi nuklir negaranya menyusul ancaman kerusakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang terjadi di Jepang menyusul gempa bumi dan tsunami.

"Saya telah meminta Menteri Energi Rafael Ramirez untuk menunda program yang tengah kami bahas. Ini sebagai langkah awal bagi kajian keamanan program nuklir Venezuela," kata Presiden Chavez dalam siaran televisi setempat.

"Apa yang telah terjadi selama beberapa jam terakhir adalah hal yang sangat beresiko dan berbahaya bagi seluruh dunia, karena bahkan dengan teknologi canggih Jepang pun reaktor nuklir bisa menjadi berbahaya. Masalah nuklir yang terjadi di Jepang hingga saat ini belum diketahui persis tingkat kerusakannya," ujar Chavez seperti dikutip AFP.

Pada 2010 Venezuela menandatangani kerjasama dengan Rusia untuk membangun PLTN pertama di negeri Amerika Selatan tersebut. Perjanjian ini membuat Amerika Serikat curiga.

Komentar yang disampaikan Presiden Chavez ini muncul sesaat setelah kebakaran terjadi di PLTN yang dilanda gempa bumi di Jepang Rabu pagi yang kemudian disebut-sebut sebagai krisis nuklir.

Para ahli telah berusaha mati-matian untuk menghentikan kerusakan nuklir di PLTN berusia 40 tahun itu sejak pesisir Timur Jepang dilanda gempa hebat dan tsunami yang mematikan. Gempa dan tsunami telah merusakkan sistem pendinginan reaktor.

Hingga saat ini telah terjadi empat kali ledakan dan dua kali kebakaran di empat reaktor PLTN, sementara materi radioaktif menguap ke atmosfer.(*)

E012/H-AK