Seoul (ANTARA News) - Korea Selatan berencana mengirimkan cadangan boronnya ke Jepang untuk membantu negara tetangga itu menstabilkan reaktor-reaktor nuklirnya yang dirusakkan gempa dahsyat Jumat, kata pemerintah, Rabu.
Perusahaan negara, Korea Hydro & Nuclear Power Co., yang mengoperasikan 21 reaktor komersil Korea Selatan, berencana mengirimkan cadangan boron (unsur kimia non metalik) ke Jepang dalam beberapa hari mendatang, kata Kantor Berita Yonhap.
Mengutip kementerian luar negeri, Yonhap mewartakan , Korea Selatan akan mengirimkan pasokan darurat untuk membantu mereka dalam mencari korban selamat dari gempa dan tsunami dahsyat pekan lalu.
Pasokan 20 ton air mineral, minyak, makanan dan baju musim dingin akan dibawa oleh tiga pesawat C-130 Angkatan Udara, yang bertolak dari Bandara Internasional Gimhae di bagian tenggara negara itu Kamis, kata seorang pejabat kemlu.
"Di sana terdapat permintaan penting untuk air dan baju musim dingin," kata pejabat itu, dan menambahkan bahwa jadwal keberangkatan yang tepat akan tergantung pada kondisi bandara di Jepang.
Tim pertolongan yang terdiri 102 anggota tiba di kota pantai timur laut Sendai di prefektur Miyagi Senin, salah satu daerah yang paling rusak oleh gempa berkekuatan 9.0 skala Richter dan tsunami Jumat lalu.
Tim itu bergabung dengan tim pendahulu terdiri lima petugas pertolongan dan dua anjing pelacak yang telah tiba sebelumnya.
Selasa, para petugas pertolongan melancarkan operasi pencarian bersama dengan polisi Jepang di satu distrik di Sendai, kata kementerian.
Rabu, mereka melanjutkan pencarian korban selamat di Tagajo, kota lain di prefektur Miyagi, tempat kerusakan paling besar dari daerah yang pertama, kata kemlu dalam satu pernyataan.
Kementerian juga mengatakan, tim tanggap daruratnya sejauh ini telah mengevakuasi 214 warga Korea Selatan dari Sendai, dengan 146 orang Korea Selatan dipindahkan ke prefektur Niigata dan Akita untuk Selasa kemarin saja.(*)
H-AK/H-RN
Korsel Akan Bantu Jepang Stabilkan Reaktornya
16 Maret 2011 13:19 WIB
Kebakaran baru meletus pada Rabu dinihari di sebuah reaktor di PLTN No 1 Fukushima (reuters)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011
Tags: