Pertamina sebut kinerja pembangunan berkelanjutan di jalur yang benar
3 November 2021 22:38 WIB
Seorang peneliti mengecek kultivasi mikroalgae dikolam penelitian di Pertamina Research and Technology Center, Jakarta, Rabu (15/9/2021). Pertamina secara konsisten mengembangkan energi yang lebih bersih sebagai bentuk kontribusi dalam mendorong proses transisi energi di Indonesia, salah satunya melalui penelitian mikroalgae untuk alternatif BBM ramah lingkungan. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc.
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) menyebut kinerja perusahaan dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan masih berada di jalur yang benar.
"Secara umum kinerja Pertamina untuk pembangunan berkelanjutan sangat baik dan masih berada di jalur yang benar," kata Vice President Health, Safety, Security and Environmental (HSSE) Policy, Standard & Risk Management System PT. Pertamina (Persero) Leodan Haadin pada acara bincang-bincang di Paviliun Indonesia di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-26 (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Rabu.
Baca juga: Pertamina dorong kegiatan sosial dan lingkungan untuk kurangi GRK
Kinerja Pertamina untuk pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), kata Haadin, dapat diukur dengan menggunakan peringkat kinerja ESG (environmental, social, governance) atau lingkungan, sosial, dan tata kelola.
ESG menggunakan tiga faktor penting -- lingkungan, sosial, dan tata kelola -- untuk mengukur kinerja perusahaan dalam menerapakan pembangunan berkelanjutan.
"Pada 2021, Pertamina secara sukarela mencari tahu tentang pemeringkatan kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) perusahaan. Pelaksanaannya dilakukan oleh salah satu lembaga pemeringkat… Hasilnya Pertamina masuk dalam 'kategori risiko sedang' dengan skor 28,1 ," jelas Leodan.
Baca juga: Presiden Jokowi sampaikan tiga pandangan dalam pengelolaan hutan
Skor peringkat ESG tersebut menempatkan Pertamina di peringkat ke-15 dari 2.251 perusahaan di seluruh dunia.
"Secara resmi untuk perusahaan migas dunia, (ESG) Pertamina berada di peringkat tujuh," kata Leodan.
Dia juga menyebutkan bahwa Pertamina berada di peringkat 49 dari 100 perusahaan pada aspek iklim dan energi untuk perusahaan migas, berdasarkan skor ESG yang diukur oleh World Benchmarking Alliance (WBA).
WBA mewakili organisasi yang bekerja di tingkat global, regional, dan lokal untuk mengukur kontribusi sektor swasta dalam mencapai SDGs.
Lebih lanjut, Leodan juga menyampaikan bahwa penyelarasan kinerja perusahaan dengan pencapaian skor ESG dapat membawa beberapa manfaat bagi bisnis perusahaan.
Baca juga: Indonesia beri signal jelas soal kesetaraan jender atasi krisis iklim
Misalnya, kata dia, kualitas ESG yang baik dapat membantu perusahaan untuk memperluas pilihan pembiayaan dan mengembangkan keunggulan kompetitif yang dapat mendorong kinerja bisnis.
Dia menambahkan, strategi pembangunan berkelanjutan Pertamina telah dijabarkan ke dalam 10 Fokus ESG, yang masing-masing diselaraskan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) dan memiliki target utamanya masing-masing.
Baca juga: Menteri ESDM paparkan komitmen setop PLTU di COP-26 Skotlandia
10 fokus ESG Pertamina itu adalah menangani perubahan iklim; mengurangi jejak karbon; melindungi keanekaragaman hayati; kesehatan dan keselamatan; pencegahan kecelakaan besar; perekrutan karyawan, pengembangan dan retensi; inovasi dan penelitian; keterlibatan dan dampak masyarakat; keamanan dunia maya; etika perusahaan.
"Secara umum kinerja Pertamina untuk pembangunan berkelanjutan sangat baik dan masih berada di jalur yang benar," kata Vice President Health, Safety, Security and Environmental (HSSE) Policy, Standard & Risk Management System PT. Pertamina (Persero) Leodan Haadin pada acara bincang-bincang di Paviliun Indonesia di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-26 (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Rabu.
Baca juga: Pertamina dorong kegiatan sosial dan lingkungan untuk kurangi GRK
Kinerja Pertamina untuk pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), kata Haadin, dapat diukur dengan menggunakan peringkat kinerja ESG (environmental, social, governance) atau lingkungan, sosial, dan tata kelola.
ESG menggunakan tiga faktor penting -- lingkungan, sosial, dan tata kelola -- untuk mengukur kinerja perusahaan dalam menerapakan pembangunan berkelanjutan.
"Pada 2021, Pertamina secara sukarela mencari tahu tentang pemeringkatan kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) perusahaan. Pelaksanaannya dilakukan oleh salah satu lembaga pemeringkat… Hasilnya Pertamina masuk dalam 'kategori risiko sedang' dengan skor 28,1 ," jelas Leodan.
Baca juga: Presiden Jokowi sampaikan tiga pandangan dalam pengelolaan hutan
Skor peringkat ESG tersebut menempatkan Pertamina di peringkat ke-15 dari 2.251 perusahaan di seluruh dunia.
"Secara resmi untuk perusahaan migas dunia, (ESG) Pertamina berada di peringkat tujuh," kata Leodan.
Dia juga menyebutkan bahwa Pertamina berada di peringkat 49 dari 100 perusahaan pada aspek iklim dan energi untuk perusahaan migas, berdasarkan skor ESG yang diukur oleh World Benchmarking Alliance (WBA).
WBA mewakili organisasi yang bekerja di tingkat global, regional, dan lokal untuk mengukur kontribusi sektor swasta dalam mencapai SDGs.
Lebih lanjut, Leodan juga menyampaikan bahwa penyelarasan kinerja perusahaan dengan pencapaian skor ESG dapat membawa beberapa manfaat bagi bisnis perusahaan.
Baca juga: Indonesia beri signal jelas soal kesetaraan jender atasi krisis iklim
Misalnya, kata dia, kualitas ESG yang baik dapat membantu perusahaan untuk memperluas pilihan pembiayaan dan mengembangkan keunggulan kompetitif yang dapat mendorong kinerja bisnis.
Dia menambahkan, strategi pembangunan berkelanjutan Pertamina telah dijabarkan ke dalam 10 Fokus ESG, yang masing-masing diselaraskan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) dan memiliki target utamanya masing-masing.
Baca juga: Menteri ESDM paparkan komitmen setop PLTU di COP-26 Skotlandia
10 fokus ESG Pertamina itu adalah menangani perubahan iklim; mengurangi jejak karbon; melindungi keanekaragaman hayati; kesehatan dan keselamatan; pencegahan kecelakaan besar; perekrutan karyawan, pengembangan dan retensi; inovasi dan penelitian; keterlibatan dan dampak masyarakat; keamanan dunia maya; etika perusahaan.
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021
Tags: