ICRAF: Agroforestri salah satu upaya capai FoLU Net Sink 2030
3 November 2021 21:06 WIB
Tangkapan layar - Indonesia Country Director ICRAF, Sonya Dewi (kiri) dalam webinar Paviliun Indonesia bertema "Achieving Indonesia Net SINK FoLU 2030 & Recovering National Economic Through Mangrove Rehabilitation" yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (3/11/2021). ANTARA/ Zubi Mahrofi.
Jakarta (ANTARA) - Organisasi nirlaba bidang pertanian dan lingkungan World Agroforestry (ICRAF) Indonesia menilai bahwa sistem agroforestri dapat dijadikan sebagai salah satu upaya untuk mencapai penyerapan bersih (net sink) emisi gas rumah kaca sektor kehutanan dan penggunaan lahan lain (FoLU) pada 2030.
Di samping itu, menurutnya, agroforestri juga dapat mendorong kegiatan ekonomi di masyarakat.
"Kita ingin mencapai restorasi hutan yang tidak hanya berkontribusi terhadap FoLU Net Sink, tapi community livelihood. Kita dapat mencapai win-win dalam dua hal ini," ujar Indonesia Country Director ICRAF, Sonya Dewi webinar Paviliun Indonesia bertema "Achieving Indonesia Net SINK FoLU 2030 & Recovering National Economic Through Mangrove Rehabilitation" yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Wamen LHK: Pencapaian FoLU Net Sink 2030 juga untuk komunitas global
Ia mengemukakan, agroforestri merupakan suatu konsep yang memadukan antara pengelolaan hutan dan pertanian kebun.
"Seringkali kita kenal adalah wanatani, bagaimana petani mengintegrasikan pepohonan di dalam pengelolaan lahannya," paparnya.
Ia menambahkan, pengelolaan agroforestri ini memiliki keuntungan lebih bagi masyarakat, seperti sebagai pangan subsistem dalam bentuk buah-buahan, hingga tanaman bahan obat-obatan.
"Jadi banyak sekali benefit yang didapat dalam pengelolaan agroforestri," katanya.
Sonya menambahkan, agroforestri juga dapat dikemas dalam skala bentang lahan. Tentunya akan menghasilkan jasa ekosistem, baik skala lokal, regional, maupun global.
"Kaitannya dengan net sink, kalau pepohonan itu dikelola secara menahun bisa berkontribusi terhadap pengikatan karbon sehingga bisa berkontribusi terhadap perubahan iklim," katanya.
Ia menambahkan, agroforestri di skala bentang lahan juga bisa membantu meningkatkan pengelolaan keanekaragaman hayati, mengurangi erosi serta meningkatkan kesuburan tanah.
Ia berharap, kebijakan mengenai agroforestri di Indonesia dapat lebih baik.
"Di beberapa negara tropis lain, integrasi antara agro dan forestri sudah cukup terpenuhi di tingkat kebijakan. Mungkin di Indonesia bisa ditingkatkan lagi, karena agroforestri mempunyai fungsi interlinkage," tuturnya.
Baca juga: Rehabilitasi hutan nonrotasi salah satu upaya FoLU Net Sink 2030
Baca juga: Wamen LHK paparkan langkah Indonesia capai FoLU Net Sink 2030
Baca juga: Menteri LHK jelaskan FoLU Net Sink 2030 bukan berarti nol deforestasi
Di samping itu, menurutnya, agroforestri juga dapat mendorong kegiatan ekonomi di masyarakat.
"Kita ingin mencapai restorasi hutan yang tidak hanya berkontribusi terhadap FoLU Net Sink, tapi community livelihood. Kita dapat mencapai win-win dalam dua hal ini," ujar Indonesia Country Director ICRAF, Sonya Dewi webinar Paviliun Indonesia bertema "Achieving Indonesia Net SINK FoLU 2030 & Recovering National Economic Through Mangrove Rehabilitation" yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Wamen LHK: Pencapaian FoLU Net Sink 2030 juga untuk komunitas global
Ia mengemukakan, agroforestri merupakan suatu konsep yang memadukan antara pengelolaan hutan dan pertanian kebun.
"Seringkali kita kenal adalah wanatani, bagaimana petani mengintegrasikan pepohonan di dalam pengelolaan lahannya," paparnya.
Ia menambahkan, pengelolaan agroforestri ini memiliki keuntungan lebih bagi masyarakat, seperti sebagai pangan subsistem dalam bentuk buah-buahan, hingga tanaman bahan obat-obatan.
"Jadi banyak sekali benefit yang didapat dalam pengelolaan agroforestri," katanya.
Sonya menambahkan, agroforestri juga dapat dikemas dalam skala bentang lahan. Tentunya akan menghasilkan jasa ekosistem, baik skala lokal, regional, maupun global.
"Kaitannya dengan net sink, kalau pepohonan itu dikelola secara menahun bisa berkontribusi terhadap pengikatan karbon sehingga bisa berkontribusi terhadap perubahan iklim," katanya.
Ia menambahkan, agroforestri di skala bentang lahan juga bisa membantu meningkatkan pengelolaan keanekaragaman hayati, mengurangi erosi serta meningkatkan kesuburan tanah.
Ia berharap, kebijakan mengenai agroforestri di Indonesia dapat lebih baik.
"Di beberapa negara tropis lain, integrasi antara agro dan forestri sudah cukup terpenuhi di tingkat kebijakan. Mungkin di Indonesia bisa ditingkatkan lagi, karena agroforestri mempunyai fungsi interlinkage," tuturnya.
Baca juga: Rehabilitasi hutan nonrotasi salah satu upaya FoLU Net Sink 2030
Baca juga: Wamen LHK paparkan langkah Indonesia capai FoLU Net Sink 2030
Baca juga: Menteri LHK jelaskan FoLU Net Sink 2030 bukan berarti nol deforestasi
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: