Jakarta (ANTARA News) - Melemahnya saham-saham di kawasan global memicu indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa melemah senilai 29,05 poin.

IHSG BEI dibuka tertekan 0,81 persen menjadi 3.540,79, dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) juga turun 7,47 poin atau 1,17 persen ke posisi 630,65.

"Pelemahan bursa-bursa global seperti indeks Dow Jones yang menjadi acuan investor mengalami pelemahan 51,24 poin atau 0,43 persen keposisi 11.993,16 diikuti bursa kawasan regional," kata Analis Madani Securities, Dadan Syarifuddin, di Jakarta.

Sementara itu, bursa regional seperti Indeks Hang Seng melemah 432,23 poin (1,85 persen) ke level 22.913,65, Indeks Nikkei-225 turun 620,76 poin (6,45 persen) ke level 8.999,73, dan Indeks Straits Times melemah 63,84 poin (2,14 persen) ke level 3.964,74.

Ia mengemukakan, semua sektor di BEI mengalami tekanan dipimpin sektor pembiayaan dan konsumsi, satu-satunya yang masih bertahan dalam area positif yakni sektor pertambangan. Secara teknikal, IHSG BEI sudah berada pada wilayah jenuh beli (over bought).

"Walaupun pada perdagangan hari ini IHSG mampu ditutup menguat, namun secara teknikal penguatan IHSG sudah mulai terbatas dan cenderung untuk mengalami koreksi teknikal," kata dia.

Analis Samuel Sekuritas, Christine Salim, dalam kajiannya mengemukakan bahwa melemahnya bursa Amerika Serikat pada Senin (14/3) seiring harapan lambatnya pertumbuhan ekonomi dunia akibat bencana gempa dan tsunami di Jepang pada Jumat pekan lalu.

Ia mengatakan, potensi melambatnya ekonomi Jepang semakin besar setelah salah satu pembangkit listrik nuklir di Fukushima kembali mengalami ledakan.

"Ekspektasi perlambatan ekonomi dunia akibat bencana gempa di Jepang memberi sentimen yang kurang baik bagi pergerakkan bursa saham global," katanya.
(T.KR-ZMF/A023)