Jakarta (ANTARA News) - Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat yang baru saja terpilih sebagai politisi perempuan terfavorit, Angelina Sondakh mengaku terkejut dengan adanya berita tidak sedap tentang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di dua surat kabar Australia berdasarkan dokumen `Wikileaks`.

"Saya yakin SBY tidak seburuk itu. Beliau adalah nasionalis sejati dan sangat bertanggungjawab terhadap kekuasaan yang diembannya", tegas Angelina Sondakh (AS) kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, `Wikileaks` menuding adanya penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh Presiden Yudhoyono.

Angie menilai, sebagai kader Partai Demokrat (PD) yang dibina oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Dewan Pembina (Wanbin), tidak seperti berita-berita dua koran Australia tersebut.

"Apa yang ditulis suratkabar `The Age` dan `Sydney Morning Herald` yang bersumber dari dokumen `Wikileaks`, yang menyebutkan SBY dan keluarganya, terutama ibu Ani Yudhoyono dianggap telah melakukan penyalahgunaan kekuasaan, terkesan sangat insinuatif," tandasnya.

Apalagi, lanjutnya, Presiden SBY ditulis memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan politik.

"Sebagai kader Partai Demokrat (PD) sejak awal berdirinya, saya cukup kenal baik dengan karakter Presiden SBY dan meyakini bahwa berita tersebut merupakan fitnah yang berpotensi membentuk opini publik yang semakin buruk terhadap SBY," ujarnya.

Bagi Amgie, SBY sangat jauh dari cara-cara kotor yang dituduhkan lewat berita di dua suratkabar Australia tersebut. "Sedangkan Ibu Negara Ani Yudhoyono, merupakan wanita unggul, seorang istri yang berwibawa, bijaksana, lemah lembut dan setia mendampingi SBY," ia menjelaskan.

"Tidak mungkin seorang perempuan dengan falsafah budaya yang kental dan bermoral seperti bu Ani dapat melakukan seperti yang dituduhkan itu", katanya yakin.

Ia menuturkan pula, dirinya sangat bisa merasakan kesedihan hati SBY dan Ibu Ani yang bagai tertampar dengan isu tersebut.
(M036)