Saham China berakhir turun karena tekanan ekonomi dan kasus baru COVID
3 November 2021 16:46 WIB
Ilustrasi - Para investor sedang memantau pergerakan saham di bursa saham China. ANTARA/REUTERS/Aly Song/am.
Shanghai (ANTARA) - Saham-saham China ditutup lebih rendah pada perdagangan Rabu, karena sentimen pasar melemah setelah Perdana Menteri Li Keqiang memperingatkan tekanan turun di ekonomi terbesar kedua di dunia itu serta kasus baru COVID-19 yang ditularkan secara lokal melonjak ke tertinggi hampir tiga bulan.
Indikator utama Bursa Efek Shanghai, Indeks Komposit Shanghai tergerus 0,20 persen atau 7,09 poin menjadi berakhir di 3.498,54 poin, sedangkan indeks saham-saham unggulan CSI300 melemah 0,39 persen atau 18,73 poin menjadi menetap di 4.821,11 poin.
Indeks Shenzhen yang melacak saham-saham di bursa yang lebih kecil atau bursa kedua China berakhir 0,06 persen lebih rendah untuk hari ini, dan indeks Komposit ChiNext papan start-up kehilangan 0,38 persen.
Perdana Menteri Li dikutip oleh media pemerintah pada Selasa (2/11/2021) malam, mengatakan bahwa ekonomi China menghadapi tekanan baru ke bawah, tetapi pembuat kebijakan akan menjaga operasi ekonomi dalam kisaran yang wajar dan mengambil langkah-langkah untuk mendukung sektor industri.
Namun, saham-saham sumber daya tradisional seperti batu bara, berkinerja lebih baik di pasar pada Rabu, dengan sub-indeks batu bara melonjak 4,2 persen.
Beberapa analis pasar mengatakan sub-indeks batu bara mengikuti kenaikan harga batu bara berjangka dan harga spot, meskipun pernyataan perencana negara China bahwa harga batu bara akan “mempercepat pengembaliannya ke tingkat yang wajar”.
Komisi Kesehatan Nasional mengkonfirmasi pada Rabu 93 kasus baru gejala lokal untuk 2 November, naik dari 54 hari sebelumnya dan jumlah harian tertinggi sejak 9 Agustus di puncak wabah besar terakhir di China.
Analis pasar dan pedagang mengatakan investor juga cemas menunggu hasil pertemuan kebijakan Federal Reserve AS yang akan dirilis hari ini, di mana bank sentral AS kemungkinan akan mengumumkan penghentian stimulus moneter era pandemi.
Baca juga: Saham China dibuka melemah, lanjutkan kerugian dua sesi sebelumnya
Baca juga: Saham China ditutup jatuh, tertekan kekhawatiran prospek ekonomi China
Baca juga: Saham Hong Kong ditutup merosot, terseret saham keuangan dan properti
Indikator utama Bursa Efek Shanghai, Indeks Komposit Shanghai tergerus 0,20 persen atau 7,09 poin menjadi berakhir di 3.498,54 poin, sedangkan indeks saham-saham unggulan CSI300 melemah 0,39 persen atau 18,73 poin menjadi menetap di 4.821,11 poin.
Indeks Shenzhen yang melacak saham-saham di bursa yang lebih kecil atau bursa kedua China berakhir 0,06 persen lebih rendah untuk hari ini, dan indeks Komposit ChiNext papan start-up kehilangan 0,38 persen.
Perdana Menteri Li dikutip oleh media pemerintah pada Selasa (2/11/2021) malam, mengatakan bahwa ekonomi China menghadapi tekanan baru ke bawah, tetapi pembuat kebijakan akan menjaga operasi ekonomi dalam kisaran yang wajar dan mengambil langkah-langkah untuk mendukung sektor industri.
Namun, saham-saham sumber daya tradisional seperti batu bara, berkinerja lebih baik di pasar pada Rabu, dengan sub-indeks batu bara melonjak 4,2 persen.
Beberapa analis pasar mengatakan sub-indeks batu bara mengikuti kenaikan harga batu bara berjangka dan harga spot, meskipun pernyataan perencana negara China bahwa harga batu bara akan “mempercepat pengembaliannya ke tingkat yang wajar”.
Komisi Kesehatan Nasional mengkonfirmasi pada Rabu 93 kasus baru gejala lokal untuk 2 November, naik dari 54 hari sebelumnya dan jumlah harian tertinggi sejak 9 Agustus di puncak wabah besar terakhir di China.
Analis pasar dan pedagang mengatakan investor juga cemas menunggu hasil pertemuan kebijakan Federal Reserve AS yang akan dirilis hari ini, di mana bank sentral AS kemungkinan akan mengumumkan penghentian stimulus moneter era pandemi.
Baca juga: Saham China dibuka melemah, lanjutkan kerugian dua sesi sebelumnya
Baca juga: Saham China ditutup jatuh, tertekan kekhawatiran prospek ekonomi China
Baca juga: Saham Hong Kong ditutup merosot, terseret saham keuangan dan properti
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: