KBRI adakan kegiatan kolaborasi desain fesyen Indonesia-Afrika Selatan
3 November 2021 10:05 WIB
Para perancang busana dari Indonesia dan Afrika Selatan yang bergabung dalam kegiatan kolaborasi desain fesyen Indonesia-Afrika Selatan bertajuk "Stories of Hope: Indonesia-South Africa Fashion Design Collaboration Incubation". (ANTARA/HO-KBRI Pretoria)
Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar RI di Pretoria meluncurkan kegiatan kolaborasi desain fesyen Indonesia-Afrika Selatan bertajuk "Stories of Hope: Indonesia-South Africa Fashion Design Collaboration Incubation" pada Selasa (2/11).
Kegiatan itu dilakukan KBRI Pretoria bersama Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) di Johannesburg secara virtual melalui kanal YouTube KBRI Pretoria, menurut keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Duta Besar RI untuk Afrika Selatan, Salman Al Farisi, menjelaskan bahwa kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan interaksi antarwarga kedua negara dan mempromosikan budaya serta ekonomi kreatif.
Tema kegiatan itu pun, menurut Dubes Salman, terinspirasi dari perjuangan kedua negara yang sama-sama mengalami penjajahan pada masa lalu hingga sama-sama tumbuh menjadi negara yang berpengaruh dan disegani di kawasan masing-masing pada masa sekarang.
Baca juga: Peringati 25 tahun hubungan dengan Afsel, Indonesia luncurkan buku
"Pencapaian-pencapaian kedua negara dilandasi oleh api harapan untuk bisa terus maju," tutur Dubes Salman.
"Menarik untuk melihat interpretasi para desainer akan kisah-kisah harapan dalam sejarah hubungan bilateral kedua negara dalam hasil karya mereka," lanjutnya.
Dalam kegiatan itu, sebanyak 3 perancang dari Indonesia dan 3 perancang dari Afrika Selatan selama lima pekan ke depan diberikan tantangan untuk menghasilkan 6 desain pakaian, masing-masing dua desain (laki-laki dan perempuan) untuk tema pakaian santai, pakaian semi-formal, dan pakaian formal.
Tantangan tersebut tidak mudah karena para perancang terpisah jarak ribuan kilometer dan hanya dapat berdiskusi dan merancang desain melalui saluran-saluran komunikasi digital.
Setelah desain disepakati, mereka masih harus memproduksi pakaian jadi dari desain tersebut.
Baca juga: Indonesia tunjuk Konhor di Durban, perkuat hubungan dengan Afsel
Selain itu, pakaian yang dirancang akan dibuat menggunakan kain-kain tradisional dari kedua negara. Kain dari Indonesia yang akan digunakan adalah kain batik, sementara kain Afrika Selatan yang akan digunakan adalah ShweShwe.
Dalam pelaksanaan kegiatan itu, KBRI Pretoria dan ITPC Johannesburg menggandeng Indonesian Fashion Chamber (IFC) sebagai mitra dari pihak Indonesia, dan perusahaan retail besar The Foschini Group (TFG) sebagai mitra dari pihak Afrika Selatan.
Ketua Nasional IFC Ali Charisma mengaku gembira karena asosiasi yang dipimpinnya dapat berpartisipasi pada kegiatan kolaborasi desain fesyen itu.
"Program ini sangat bagus sekali dampaknya untuk industri fesyen Indonesia, karena kita bisa memperkenalkan batik kepada publik Afrika Selatan dan di saat bersamaan kita bisa mengenal lebih dalam pasar Afrika untuk kepentingan komersial ke depannya," ujar Ali.
"Program ini juga memberikan kesempatan kepada UMKM untuk membuka jaringan dan akses ke retailer besar di Afrika Selatan," lanjutnya.
Kegiatan itu rencananya akan resmi ditutup melalui presentasi secara virtual hasil karya para perancang busana kedua negara pada 10 Desember 2021.
Baca juga: Indonesia-Afrika Selatan dirikan perusahaan kemitraan tekstil
Kegiatan itu dilakukan KBRI Pretoria bersama Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) di Johannesburg secara virtual melalui kanal YouTube KBRI Pretoria, menurut keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Duta Besar RI untuk Afrika Selatan, Salman Al Farisi, menjelaskan bahwa kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan interaksi antarwarga kedua negara dan mempromosikan budaya serta ekonomi kreatif.
Tema kegiatan itu pun, menurut Dubes Salman, terinspirasi dari perjuangan kedua negara yang sama-sama mengalami penjajahan pada masa lalu hingga sama-sama tumbuh menjadi negara yang berpengaruh dan disegani di kawasan masing-masing pada masa sekarang.
Baca juga: Peringati 25 tahun hubungan dengan Afsel, Indonesia luncurkan buku
"Pencapaian-pencapaian kedua negara dilandasi oleh api harapan untuk bisa terus maju," tutur Dubes Salman.
"Menarik untuk melihat interpretasi para desainer akan kisah-kisah harapan dalam sejarah hubungan bilateral kedua negara dalam hasil karya mereka," lanjutnya.
Dalam kegiatan itu, sebanyak 3 perancang dari Indonesia dan 3 perancang dari Afrika Selatan selama lima pekan ke depan diberikan tantangan untuk menghasilkan 6 desain pakaian, masing-masing dua desain (laki-laki dan perempuan) untuk tema pakaian santai, pakaian semi-formal, dan pakaian formal.
Tantangan tersebut tidak mudah karena para perancang terpisah jarak ribuan kilometer dan hanya dapat berdiskusi dan merancang desain melalui saluran-saluran komunikasi digital.
Setelah desain disepakati, mereka masih harus memproduksi pakaian jadi dari desain tersebut.
Baca juga: Indonesia tunjuk Konhor di Durban, perkuat hubungan dengan Afsel
Selain itu, pakaian yang dirancang akan dibuat menggunakan kain-kain tradisional dari kedua negara. Kain dari Indonesia yang akan digunakan adalah kain batik, sementara kain Afrika Selatan yang akan digunakan adalah ShweShwe.
Dalam pelaksanaan kegiatan itu, KBRI Pretoria dan ITPC Johannesburg menggandeng Indonesian Fashion Chamber (IFC) sebagai mitra dari pihak Indonesia, dan perusahaan retail besar The Foschini Group (TFG) sebagai mitra dari pihak Afrika Selatan.
Ketua Nasional IFC Ali Charisma mengaku gembira karena asosiasi yang dipimpinnya dapat berpartisipasi pada kegiatan kolaborasi desain fesyen itu.
"Program ini sangat bagus sekali dampaknya untuk industri fesyen Indonesia, karena kita bisa memperkenalkan batik kepada publik Afrika Selatan dan di saat bersamaan kita bisa mengenal lebih dalam pasar Afrika untuk kepentingan komersial ke depannya," ujar Ali.
"Program ini juga memberikan kesempatan kepada UMKM untuk membuka jaringan dan akses ke retailer besar di Afrika Selatan," lanjutnya.
Kegiatan itu rencananya akan resmi ditutup melalui presentasi secara virtual hasil karya para perancang busana kedua negara pada 10 Desember 2021.
Baca juga: Indonesia-Afrika Selatan dirikan perusahaan kemitraan tekstil
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: