Ridwan Kamil: Jabar telah miliki sistem ekonomi sirkular
2 November 2021 22:42 WIB
Tangkapan layar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam acara Paviliun Indonesia, di Glasgow yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (2/11/2021) malam. ANTARA/ Zubi Mahrofi.
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan bahwa Pemerintah Jabar telah memiliki sistem ekonomi sirkular sehingga dapat meminimalkan limbah.
"Kita berkomitmen untuk mengurangi limbah ke laut dan mendorong ekonomi keberlanjutan," ujarnya dalam acara Paviliun Indonesia, di Glasgow yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa malam.
Ia menyampaikan, saat ini Jabar telah memiliki fasilitas daur ulang sampah plastik mulai dari hulu hingga ke hilir.
"Kita menciptakan sistem ekonomi sirkular dimulai dari orang yang mengumpulkan sampah, lalu dipilah, membawa sampah ke pabrik untuk dibuat botol," paparnya.
Di samping itu, lanjut dia, pihaknya juga mengedukasi masyarakat untuk tidak takut membeli air dalam kemasan botol daur ulang.
Dalam kesempatan sama, Menteri Lingkungan Hidup Denmark, Lea Wermelin meyakini Indonesia mampu menanggulangi polusi plastik dan sampah laut dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular.
"Saya yakin konsep ekonomi sirkular dapat diterapkan di Indonesia," ujarnya.
Ia menambahkan, konsep ekonomi sirkular telah menjadi fokus di seluruh dunia. Konsep ini sangat bagus bagi alam dan lingkungan karena ekonomi sirkular dapat meminimalkan limbah.
"Soal tantangan limbah plastik di lautan dan penanganan limbah, saya meyakini kunci dari semua ini adalah transisi ekonomi menuju ekonomi sirkular," katanya.
Ia menyampaikan meskipun ada banyak perbedaan antara Denmark dan Indonesia, namun dua negara ini juga memiliki sejumlah kesamaan.
"Kedua negara adalah negara yang terdiri dari pulau-pulau. Kehidupan kita bergantung pada lautan. Kita menyadari konsekuensi dari sampah yang terbuang di lautan akan berdampak pada negara, kesehatan masyarakat, serta ekonomi," tuturnya.
Baca juga: Bappenas: 75 persen investor tertarik investasi di industri hijau
Baca juga: Airlangga tegaskan komitmen transformasi ke arah ekonomi sirkular
Baca juga: PHI usung program tani terpadu ekonomi sirkular untuk Proper 2021
"Kita berkomitmen untuk mengurangi limbah ke laut dan mendorong ekonomi keberlanjutan," ujarnya dalam acara Paviliun Indonesia, di Glasgow yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa malam.
Ia menyampaikan, saat ini Jabar telah memiliki fasilitas daur ulang sampah plastik mulai dari hulu hingga ke hilir.
"Kita menciptakan sistem ekonomi sirkular dimulai dari orang yang mengumpulkan sampah, lalu dipilah, membawa sampah ke pabrik untuk dibuat botol," paparnya.
Di samping itu, lanjut dia, pihaknya juga mengedukasi masyarakat untuk tidak takut membeli air dalam kemasan botol daur ulang.
Dalam kesempatan sama, Menteri Lingkungan Hidup Denmark, Lea Wermelin meyakini Indonesia mampu menanggulangi polusi plastik dan sampah laut dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular.
"Saya yakin konsep ekonomi sirkular dapat diterapkan di Indonesia," ujarnya.
Ia menambahkan, konsep ekonomi sirkular telah menjadi fokus di seluruh dunia. Konsep ini sangat bagus bagi alam dan lingkungan karena ekonomi sirkular dapat meminimalkan limbah.
"Soal tantangan limbah plastik di lautan dan penanganan limbah, saya meyakini kunci dari semua ini adalah transisi ekonomi menuju ekonomi sirkular," katanya.
Ia menyampaikan meskipun ada banyak perbedaan antara Denmark dan Indonesia, namun dua negara ini juga memiliki sejumlah kesamaan.
"Kedua negara adalah negara yang terdiri dari pulau-pulau. Kehidupan kita bergantung pada lautan. Kita menyadari konsekuensi dari sampah yang terbuang di lautan akan berdampak pada negara, kesehatan masyarakat, serta ekonomi," tuturnya.
Baca juga: Bappenas: 75 persen investor tertarik investasi di industri hijau
Baca juga: Airlangga tegaskan komitmen transformasi ke arah ekonomi sirkular
Baca juga: PHI usung program tani terpadu ekonomi sirkular untuk Proper 2021
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: