Jakarta (ANTARA News) - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) melalui anak usahanya bekerja sama dengan PT Gunanusa Utama Fabricators menjajaki bisnis kontruksi minyak dan gas di lepas pantai Timur Tengah dengan menggandeng perusahaan Arab Saudi, Batterjee Holding Company.

Presdir BNBR, Bobby Gafur Umar, melalui siaran pers yang diterima ANTARA, di Jakarta, Minggu, mengakui kesepakatan kerja sama menjajaki bisnis konstruksi lepas pantai itu sudah ditandatangani pada 12 Maret 2011 di Arab Saudi. Ia bersama Komisaris BNBR Irwan Syarkawi, mendampingi Direktur Keuangan Eddy Soeparno menandatangani nota kesepahaman (MoU) tersebut.

Bobby menjelaskan kebutuhan konstruksi dan fabrikasi untuk anjungan lepas pantai di negara-negara Timur Tengah, khususnya Arab Saudi, sangat besar, karena mereka sangat tergantung pada negara luar untuk pekerjaan itu. "PT Bakrie & Brothers Tbk dan PT Gunanusa Utama Fabricators (GUF) memiliki pengalaman sebagai pengembang dan fabrikator anjungan-anjungan atau platform dan yard untuk kebutuhan eksplorasi migas lepas pantai," ujarnya.

Menurut dia, sektor migas di kawasan Timur Tengah memiliki potensi sangat besar bagi sektor konstruksi dan fabrikasi. Kemampuan negara-negara di kawasan ini dalam mengelola perekonomian mereka dengan tata kelola yang baik, tidak saja menolong mereka melampaui krisis ekonomi global dengan baik, tapi juga memungkinkan mereka melakukan investasi di bidang infrastruktur, termasuk migas.

Sebagai contoh, kata dia, saat ini investasi yang telah dikucurkan untuk proyek-proyek infrastruktur di kawasan Timur Tengah mencapai 2,5 triliun dolar AS. Peluang yang sangat menjanjikan ini akan terus tumbuh di masa depan. Apalagi pemerintah Arab Saudi, lanjut dia, telah memutuskan untuk mengucurkan dana segar ke berbagai proyek migas, termasuk di antaranya anjungan lepas pantai, "oil platform," serta "offshore receiving terminal" dengan nilai investasi hingga 400 miliar dolar AS.

Bobby mengatakan investasi di bidang migas yang besar ini sejalan dengan rencana induk dan strategi pengembangan migas Arab Saudi terutama pada rencana pemanfaatan cadangan gas mereka melalui kegiatan ekspansi, sehingga diharapkan bisa mencapai 230 tcf guna memenuhi kebutuhan gas di dunia.

Ia mengatakan kegiatan konstruksi dan fabrikasi di Arab Saudi ini juga merupakan suatu langkah strategis yang telah dipersiapkan cukup lama untuk dapat memanfaatkan fluktuasi kenaikan harga minyak bumi -- yang diperkirakan akan terus meningkat hingga 3-5 tahun mendatang.

Secara umum setiap menaikan 10 dollar AS atas minyak bumi, setara dengan penambahan tingkatan pengembalian investasi (IRR) sebesar dua persen.

"Mereka punya uang untuk konstruksi dan modal kerja serta lokasinya, kita datang dengan membawa pengalaman, pengetahuan dan keahlian dalam memproduksi," kata Bobby.

Jauh sebelum bertransformasi dan berkembang menjadi perusahaan investasi, BNBR sendiri melalui beberapa unit usaha yang bergerak di bidang infrastruktur telah memiliki pengalaman dalam membangun infrastruktur eksplorasi migas lepas pantai melalui unit usahanya ketika itu yaitu PT Trans Bakrie.

Selain itu melalui PT Bakrie Construction, BNBR juga menerima banyak pesanan produk pendukung produksi migas lepas pantai, di antaranya adalah perusahaan kontraktor bagi hasil Pertamina di dalam negeri seperti Unocal, YPF Maxus Southeast Sumatera Inc, Total Indonesie, PT Caltex Pacific Indonesia (kini menjadi PT Chevron Pacific Indonesia).

Sedangkan PT Gunanusa Utama Fabricators kini sedang terlibat dalam proyek ICP-R Process Platform untuk Oil and Natural Gas Corporation Limited (ONGC), sebuah perusahaan migas terkemuka di India. (R016/T010/K004)