Makassar (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengemukakan testing pada warga yang suspek dan memiliki riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 merupakan cara yang paling benar secara ilmiah.
Cara testing seperti itu menurut Menkes lebih efektif untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 dibandingkan dengan pelaksanaan tes "swab" PCR perjalanan.
Baca juga: Epidemiolog: tes PCR pelaku perjalanan hanya tepat untuk lintas negara
"Semua epidemiologi bilangnya begitu, cuma di Indonesia kadang-kadang kita kurang respon terhadap suspek, yang ada banyak testingnya dilakukan untuk penerbangan dan perjalanan darat," ujar Budi Gunadi saat berkunjung ke Makassar, Sulsel, Selasa.
Maka dari itu, Budi mengimbau kepada masyarakat bahwa jika ditemukan seseorang yang diduga demam, sakit dan memiliki tanda-tanda terkena COVID-19 agar segera dilakukan tes swab PCR.
Baca juga: Kementerian BUMN bantah Erick Thohir terlibat bisnis tes PCR
Menurut Budi Gunadi, kebiasaan testing harus mulai diubah secara pelan-pelan bahwa testing itu kembali dilakukan secara epidemiologis bukan testing "screening".
"Jadi itu yang testing adalah orang-orang yang memang suspek dan kontak erat pasien COVID-19, sehingga kehidupan sedikit lebih normal," ujarnya.
"Sedangkan kalau ada yang sudah tertular, maka bagi yang kontak erat harus disiplin," tambah Gunadi.
Baca juga: Diisukan terlibat bisnis PCR, Luhut pastikan tak ada maksud bisnis
Jelang hari libur Natal dan Tahun Baru menjadi salah satu fokus antisipasi pemerintah dalam menangani lonjakan COVID-19 gelombang ke III.
Menurut Budi, lonjakan kembali itu harus penuh dengan hati-hati karena Presiden Jokowi juga mengatakan agar kita harus waspada .
"Nah belajar dari negara-negara yang sudah vaksin kayak Singapura tetap juga meninggi kembali kasusnya," ujarnya.
Menkes: Testing suspek merupakan cara yang paling benar secara ilmiah
2 November 2021 21:32 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat berkunjung ke Makassar, Sulawesi Selatan pada Selasa (02/11/2021). ANTARA/Nur Suhra Wardyah
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021
Tags: