Yogyaarta (ANTARA) - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta mengenalkan model parenting atau pola asuh kebangsaan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi keluarga dalam menumbuhkan semangat dan jiwa nasionalisme anak sejak usia balita.

“Dari survei kecil-kecilan yang kami lakukan, peran keluarga untuk mengenalkan wawasan kebangsaan masih perlu ditingkatkan. Makanya, kami melakukan intervensi dengan mengenalkan pola asuh berwawasan kebangsaan,” kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta Budi Santosa di sela peluncuran Program Parenting Kebangsaan di Yogyakarta, Selasa.

Untuk memperkenalkan dan merealisasikan program parenting kebangsaan tersebut, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta menggandeng Kampung KB yang sudah ada di tiap kelurahan.

Saat ini, pilot project dilakukan di satu kampung KB di tiap kelurahan, dengan fokus pelaksanaan di dua kampung KB yang berada di Kelurahan Notoprajan dan Sosromenduran.

Baca juga: Lestari Moerdijat: Mahasiswa aktif sampaikan nilai-nilai kebangsaan

“Jadi, program parenting kebangsaan ini disinergikan dengan penguatan Kampung KB dan program Bina Keluarga Balita,” katanya.

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta juga sudah menyiapkan modul yang disusun oleh akademisi dan psikolog yang diharapkan dapat menjadi panduan orang tua dalam menjalankan pola asuh berwawasan kebangsaan ke anak.

Guna melakukan evaluasi terhadap penerapan parenting kebangsaan tersebut, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta menyiapkan Si Kumbang atau Kartu Menuju Kebangsaan.

“Si Kumbang adalah semacam kartu tumbuh kembang anak untuk mengukur sejauh mana anak usia nol sampai empat tahun bisa memahami dan mengenal wawasan kebangsaan,” katanya.

Si Kumbang tersebut bisa dibawa orang tua saat pertemuan Bina Keluarga Balita dan bisa ditunjukkan saat anak masuk PAUD atau TK sehingga pengajar bisa mengetahui kemampuan anak.

“Kami berharap, penguatan wawasan kebangsaan sejak dini ini bisa menumbuhkan semangat dan jiwa nasionalisme yang lebih kuat kepada anak saat mereka tumbuh dewasa,” katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi yang membuka program Parenting Kebangsaan berharap program tersebut dapat melahirkan generasi muda yang memiliki karakter dan jiwa nasionalisme yang kuat.

“Jangan sampai anak-anak tidak mengetahui bagaimana para pahlawan bangsa berjuang untuk meraih kemerdekaan. Makanya, wawasan kebangsaan ini penting dikenalkan sejak dini,” katanya.

Ia menyebut, globalisasi dan dunia yang tumbuh seolah tanpa ada batas menjadi tantangan bagi orang tua untuk mengenalkan dan menumbuhkan semangat nasionalisme kepada anak.

“Makanya, lahirlah program parenting ini. Harapannya, ada inovasi-inovasi baru sehingga pengenalan semangat dan jiwa nasionalisme bisa dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan,” katanya.

Baca juga: Gubernur Lemhannas minta generasi muda menangi persaingan antarbangsa
Baca juga: Kemhan sosialisasi penguatan nilai kebangsaan tangkal radikalisme