Denpasar (ANTARA News) - Banyak dari ribuan ekspatriat Jepang di Bali resah menyusul gempa bumi dahsyat disertai tsunami hebat yang melanda negerinya Jumat kemarin (11/3).
Salah seorang penerjemah yang juga pemandu warga Jepang di Bali, kepada ANTARA , Sabtu, membenarkan bahwa ekspatriat Jepang, terutama kalangan lanjut usia/pensiunan yang tinggal di Bali, banyak yang resah dan kesulitan menghubungi keluarganya di negeri asalnya.
"Data jumlah wisatawan lansia dari kalangan warga Jepang yang menjadi ekspatriat di sini kini lebih dari dua ribu orang. Mereka sedang sibuk mencari tahu kondisi keluarga masing-masing di Jepang," kata wanita penerjemah yang enggan disebutkan namanya itu.
Meski begitu, sejauh ini di antara pensiuan warga Jepang itu belum ada yang meminta bantuan untuk diuruskan izin "reentry" guna keperluan pulang ke negeri mereka.
"Kalau mereka mau pulang ke Jepang biasanya minta bantuan kami untuk menguruskan izin `reentry` ke kantor imigrasi, selain urusan tiket. Sejauh ini mereka masih berusaha mengetahui kondisi keluarga masing-masing melalui telepon," sambung wanita itu.
ANTARA berusaha menghubungi Gosuke Oishi, warga Jepang pemilik PT Maasar yang banyak melayani kedatangan dan kepergian warga Jepang yang tinggal lama di Bali, namun dia belum berhasil diminta pendapatnya.
Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Osaka Mozes Tandung Lelating November 2010 sempat menemui Gosuke Oishi di Denpasar, membicarakan keberadaan warga Jepang di Bali.(*)
ANT
Ekspatriat Jepang di Bali Resah
12 Maret 2011 16:23 WIB
Tiga wisatawan melintas di depan Hotel Pullman Bali Legian Nirwana yang telah mulai dioperasikan di Kuta, Bali, Senin (28/2). (ANTARA/Nyoman Budhiana)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011
Tags: