Tsunami Rusak Rumah, Jembatan di Tobati, Jayapura
12 Maret 2011 07:11 WIB
Warga daerah Holtekamp, distrik Muara Tami yang berjarak sekitar 75 kilometer dari pusat kota kota Jayapura, Sabtu (12/3) melihat jembatan Kali Buaya yang patah karena dihantam tsunami Jumat (11/3) malam. (ANTARA/Marcelinus Kelen)
Jayapura (ANTARA News) - Gelombang tsunami kiriman gempa di Jepang merusak beberapa bangunan rumah dan jembatan yang ada di kampung Tobati, yang berlokasi di tengah teluk Youtefa.
"Beberapa rumah dan jembatan di kampung Tobati rusak parah, bahkan ada beberapa yang hancur total akibat gelombang tsunami semalam," kata Sekretaris Jemaat gereja kampung Tobati, Marcelino Hababuk yang dihubungi ANTARA Jayapura, Sabtu pagi.
Menurut dia, di kampung Tobati yang berupa pulau terpisah dari kota Jayapura dan berada di tengah laut dalam teluk Yotefa, gelombang tsunami menerjang sekitar pukul 21.30 WIT semalam, merusak bangunan yang ada.
"Di Tobati yang paling parah terkena terjangan tsunami adalah pemukiman dan jembatan di jalur laut," terangnya.
Ia menjelaskan, saat mendengar akan ada tsunami menuju Jayapura, warga kampung Tobati langsung bergegas menuju gereja setempat, yang berlokasi diatas perbukitan pulau itu.
"Tiga kali kami melihat air naik turun, dimulai sekitar pukul 20.30 WIT, puncaknya hingga akhirnya menghancurkan rumah dan jembatan kampung," papar Marcelino Hababuk.
Saat ini, katanya, warga kampung Tobati sedang berusaha memperbaiki rumah dan jembatan yang rusak.
"Lebih parah ada sebuah rumah di kampung Enggros yang bersebelahan dengan kami. Rumah warga itu disapu tsunami hingga tak ada bekas," terang Marcelino Hababuk.
Sebelumnya pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika wilayah V Jayapura, Papua, mengeluarkan peringatan akan terjadi tsunami di wilayah perairan Papua bagian utara.
"Yang termasuk Perairan Papua Bagian Utara yakni, Jayapura, Sarmi, Biak, Serui dan daerah sekitarnya," kata Kepala BMKG Wilayah V Jayapura, Papua, Sudaryono kepada ANTARA Jayapura, Jumat.
Menurut dia, Kemungkinan tsunami akan sampai diperairan Papua bagian utara pada pukul 20.00 WIT.
"Tsunami dikarenakan gempa bumi yang sedang terjadi di Jepang yang berkekuatan 8,9 skala Richter," terangnya.
Akibatnya seluruh warga kota Jayapura yang bermukim di daerah pesisir pantai memilih mengungsi ke daerah yang lebih aman.
Meski akhirnya tsunami itu tidak berdampak parah dan pihak BMKG kemudian mencabut peringatannya, hal itu cukup membuat warga kota Jayapura trauma. (MBK/K004)
"Beberapa rumah dan jembatan di kampung Tobati rusak parah, bahkan ada beberapa yang hancur total akibat gelombang tsunami semalam," kata Sekretaris Jemaat gereja kampung Tobati, Marcelino Hababuk yang dihubungi ANTARA Jayapura, Sabtu pagi.
Menurut dia, di kampung Tobati yang berupa pulau terpisah dari kota Jayapura dan berada di tengah laut dalam teluk Yotefa, gelombang tsunami menerjang sekitar pukul 21.30 WIT semalam, merusak bangunan yang ada.
"Di Tobati yang paling parah terkena terjangan tsunami adalah pemukiman dan jembatan di jalur laut," terangnya.
Ia menjelaskan, saat mendengar akan ada tsunami menuju Jayapura, warga kampung Tobati langsung bergegas menuju gereja setempat, yang berlokasi diatas perbukitan pulau itu.
"Tiga kali kami melihat air naik turun, dimulai sekitar pukul 20.30 WIT, puncaknya hingga akhirnya menghancurkan rumah dan jembatan kampung," papar Marcelino Hababuk.
Saat ini, katanya, warga kampung Tobati sedang berusaha memperbaiki rumah dan jembatan yang rusak.
"Lebih parah ada sebuah rumah di kampung Enggros yang bersebelahan dengan kami. Rumah warga itu disapu tsunami hingga tak ada bekas," terang Marcelino Hababuk.
Sebelumnya pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika wilayah V Jayapura, Papua, mengeluarkan peringatan akan terjadi tsunami di wilayah perairan Papua bagian utara.
"Yang termasuk Perairan Papua Bagian Utara yakni, Jayapura, Sarmi, Biak, Serui dan daerah sekitarnya," kata Kepala BMKG Wilayah V Jayapura, Papua, Sudaryono kepada ANTARA Jayapura, Jumat.
Menurut dia, Kemungkinan tsunami akan sampai diperairan Papua bagian utara pada pukul 20.00 WIT.
"Tsunami dikarenakan gempa bumi yang sedang terjadi di Jepang yang berkekuatan 8,9 skala Richter," terangnya.
Akibatnya seluruh warga kota Jayapura yang bermukim di daerah pesisir pantai memilih mengungsi ke daerah yang lebih aman.
Meski akhirnya tsunami itu tidak berdampak parah dan pihak BMKG kemudian mencabut peringatannya, hal itu cukup membuat warga kota Jayapura trauma. (MBK/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: