Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Tenaga kerja dan Transmigrasi menyiapkan beberapa jalur telepon bagi keluarga tenaga kerja Indonesia (TKI) yang ingin mengetahui kondisi TKI termasuk peserta magang yang sedang berada di Jepang pascagempa bumi 8,9 skala Ritcher dan tsunami.

"Bagi yang membutuhkan informasi mengenai perkembangan terbaru terhadap peserta magang pascagempa dan tsunami di Jepang, silahkan menghubungi nomor ini," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat malam.

Gempa bumi 8,9 skala Ritcher dan tsunami melanda Jepang, Jumat (11/3).

Kemenakertrans membuka layanan informasi online melalui www.pemagangan.com serta membuka layanan crisis center yang bisa dihubungi masyarakat melalui No. Telepon 08157447776, 08161642613, 08151873081 dan 08151873081.

Muhaimin menyebut langkah itu diambil untuk memantau keberadaan dan kondisi peserta magang dan TKI yang berkerja di Jepang dan untuk memberikan informasi akurat bagi para anggota keluarga yang mungkin masih mengalami kesulitan untuk menghubungi para TKI di Jepang.

"Kami atas nama pemerintah juga menyampaikan keprihatinan atas terjadinya musibah gempa dan tsunami di Jepang," tambah Menakertans.

Untuk memantau peserta magang dan TKI yang berada di Jepang, Kemenakertrans juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan menginstruksikan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) untuk melakukan pemantauan terhadap keberadaan dan kondisi TKI yang berada di Jepang.

Berdasarkan laporan Kepala BNP2TKI kepada Menakertrans, saat ini di Jepang terdapat 31.517 orang WNI dimana sebanyak 16.653 orang bekerja pada sektor formal, antara lain dibidang industri sebanyak 14.033 orang dan 1.013 orang menjadi "care giver" atau perawat.

Selain itu, di Jepang juga terdapat 8.006 tenaga kerja magang Indonesia dari kerja sama program pemagangan di Jepang antara Kemenakertrans dengan IMM (International Manpower Development of Medium and Small Enterprises) Jepang yang telah dilakukan sejak 1993.

Para peserta magang tersebut tersebar diberbagai kota di Jepang di antaranya Tokyo, Osaka, Sapporo, Nagano dan Shinken. Para peserta magang itu bekerja di 62 sektor bisnis di Jepang dengan masa kerja selama tiga tahun.

Kemenakertrans saat ini masih mendata lokasi-lokasi peserta magang yang terkena tsunami atau yang dekat dengan wilayah bencana dan Muhaimin berharap dalam waktu singkat keberadaan dan kondisi mereka akan dapat diketahui.

"Saat ini kita sedang berkoordinasi dengan IMM selaku penyelenggara di Jepang, untuk memantau keberadaan semua peserta magang yang tersebar di seluruh Jepang," kata Muhaimin. (A043/Z002/K004)