Masyarakat Gunung Kidul diimbau tingkatkan kewaspadaan bencana
1 November 2021 14:20 WIB
Bencana tanah ambles di Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Itsimewa Yogyakarta, beberapa waktu lalu. ANTARA/HO-BPBD Gunung Kidul/am.
Gunung Kidul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau warga meningkatkan kewaspadaan potensi bencana akibat curah hujan di musim hujan diprediksi lebih tinggi atau fenomena La Nina.
Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edy Basuki di Gunung Kidul, Senin, mengatakan dalam beberapa hari terakhir, BPBD sudah menerima info pohon tumbang dan rumah tertimpa pohon dengan kerusakan ringan akibat hujan deras disertai angin.
"Awal musim hujan ini, curah hujan tinggi karena masuk fenomena La Nina. Hujan deras dengan intensitas tinggi pada Ahad (31/10), menyebabkan beberapa pohon tumbang di Kecamata Ponjong. Untuk itu, kami mengimbau kepada masyarakat meningkatkan kewaspadaan menghadapi segala potensi bencana, khususnya di wilayah rawan bencana," kata Edy.
Ia mengatakan saat ini, BPBD Gunung Kidul menyiapkan Surat Keputusan (SK) Bupati tentang Siaga Bencana Banjir dan Longsor. Selain itu, BPBD juga melakukan pemetaan di zona rawan longsor, aliran sungai rawan banjir, hingga rawan banjir genangan pun sudah dilakukan.
Baca juga: ACT salurkan bantuan warga terdampak angin kencang di Gunung Kidul
Baca juga: Puluhan rumah rusak diterjang angin kencang di Gunung Kidul
"Kami berupaya melakukan pemetaan wilayah potensi bencana, sehingga dapat menekan dampak adanya bencana bila terjadi," katanya.
Edy mengatakan penanganan dampak bencana nantinya mengandalkan forum desa tangguh bencana (destana) yang sudah terbentuk. Saat ini, pihaknya mulai bersiap untuk melakukan sosialisasi antisipasi musim hujan ke masyarakat.
"Itu kami lakukan dengan OPD terkait, sebagai peningkatan kapasitas pada masyarakat," kata dia.
Pihaknya tidak menyediakan anggaran khusus untuk penanganan bencana hidrometeorologi. Penanganan nantinya akan memanfaatkan alokasi anggaran Rp3 miliar untuk kegiatan rutinitas BPBD Gunung Kidul selama setahun.
"Penanganan potensi bencana tidak ada anggaran khusus. Nanti bila ada kejadian skala besar, dan menimbulkan banyak korban jiwa, biasanya Bupati akan mengeluarkan status tanggap darurat bencana dan bisa menggunakan data tidak terduga," katanya.
Dia sudah menerima informasi peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Salah satunya tentang prediksi curah hujan yang kemungkinan lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Ia pun berharap warga hingga forum tanggap bencana di tiap desa siap dengan berbagai antisipasi. Mulai dari meminimalisir potensi bencana hingga terus memantau informasi perkembangan cuaca.
"Warga perlu mengenali bahaya dan mengurangi risiko bencana," kata Edy.*
Baca juga: Masyarakat Gunung Kidul diimbau waspadai bencana angin kencang
Baca juga: Pemkab Gunung Kidul tetapkan status tanggap darurat kekeringan
Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edy Basuki di Gunung Kidul, Senin, mengatakan dalam beberapa hari terakhir, BPBD sudah menerima info pohon tumbang dan rumah tertimpa pohon dengan kerusakan ringan akibat hujan deras disertai angin.
"Awal musim hujan ini, curah hujan tinggi karena masuk fenomena La Nina. Hujan deras dengan intensitas tinggi pada Ahad (31/10), menyebabkan beberapa pohon tumbang di Kecamata Ponjong. Untuk itu, kami mengimbau kepada masyarakat meningkatkan kewaspadaan menghadapi segala potensi bencana, khususnya di wilayah rawan bencana," kata Edy.
Ia mengatakan saat ini, BPBD Gunung Kidul menyiapkan Surat Keputusan (SK) Bupati tentang Siaga Bencana Banjir dan Longsor. Selain itu, BPBD juga melakukan pemetaan di zona rawan longsor, aliran sungai rawan banjir, hingga rawan banjir genangan pun sudah dilakukan.
Baca juga: ACT salurkan bantuan warga terdampak angin kencang di Gunung Kidul
Baca juga: Puluhan rumah rusak diterjang angin kencang di Gunung Kidul
"Kami berupaya melakukan pemetaan wilayah potensi bencana, sehingga dapat menekan dampak adanya bencana bila terjadi," katanya.
Edy mengatakan penanganan dampak bencana nantinya mengandalkan forum desa tangguh bencana (destana) yang sudah terbentuk. Saat ini, pihaknya mulai bersiap untuk melakukan sosialisasi antisipasi musim hujan ke masyarakat.
"Itu kami lakukan dengan OPD terkait, sebagai peningkatan kapasitas pada masyarakat," kata dia.
Pihaknya tidak menyediakan anggaran khusus untuk penanganan bencana hidrometeorologi. Penanganan nantinya akan memanfaatkan alokasi anggaran Rp3 miliar untuk kegiatan rutinitas BPBD Gunung Kidul selama setahun.
"Penanganan potensi bencana tidak ada anggaran khusus. Nanti bila ada kejadian skala besar, dan menimbulkan banyak korban jiwa, biasanya Bupati akan mengeluarkan status tanggap darurat bencana dan bisa menggunakan data tidak terduga," katanya.
Dia sudah menerima informasi peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Salah satunya tentang prediksi curah hujan yang kemungkinan lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Ia pun berharap warga hingga forum tanggap bencana di tiap desa siap dengan berbagai antisipasi. Mulai dari meminimalisir potensi bencana hingga terus memantau informasi perkembangan cuaca.
"Warga perlu mengenali bahaya dan mengurangi risiko bencana," kata Edy.*
Baca juga: Masyarakat Gunung Kidul diimbau waspadai bencana angin kencang
Baca juga: Pemkab Gunung Kidul tetapkan status tanggap darurat kekeringan
Pewarta: Sutarmi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021
Tags: