Pemimpin dunia bahas aksi perkuat rantai pasokan global
1 November 2021 14:10 WIB
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyesuaikan mikrofon untuk Presiden AS Joe Biden saat menjadi tuan rumah pertemuan tentang ketahanan rantai pasokan global di sela-sela KTT G20 di Roma, Italia, Minggu (31/10/2021). ANTARA/REUTERS/Kevin Lamarque/am.
Roma (ANTARA) - Para pemimpin dunia pada Minggu membahas aksi untuk membuat rantai pasokan global lebih tangguh dalam menghadapi krisis kesehatan di masa depan.
Masalah rantai pasokan muncul ketika dunia berusaha keluar dari resesi ekonomi akibat pandemi sehingga mengancam upaya pemulihan. Kendala itu telah memicu inflasi.
"Kita harus mengambil tindakan sekarang, bersama para mitra kita di sektor swasta, untuk mengurangi tumpukan (masalah) yang sedang kita hadapi. Dan kemudian, kita harus mencegah hal ini terjadi lagi di masa datang," kata Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam pertemuan pemimpin negara-negara kelompok 20 (G20) di Roma, Italia.
Baca juga: Para pemimpin dunia cari cara perkuat rantai pasokan global
"Kini kita telah melihat bagaimana rentannya jalur perdagangan global, kita tak bisa kembali berbisnis seperti biasa. Pandemi ini bukan krisis kesehatan global terakhir yang kita hadapi. Kita juga perlu meningkatkan ketahanan kita dalam menghadapi perubahan iklim, bencana alam, dan bahkan serangan yang direncanakan," kata Biden.
Selain Presiden AS, pertemuan itu juga dihadiri para pemimpin dan perwakilan dari Indonesia, Uni Eropa, Australia, Kanada, Kongo, Jerman, India, Italia, Jepang, Meksiko, Belanda, Korea Selatan, Singapura, dan Spanyol.
Ringkasan tertulis dari Gedung Putih tentang pertemuan itu mengatakan negara-negara mengungkapkan kesediaannya untuk bekerja sama agar rantai pasokan menjadi lebih kuat.
Baca juga: Pertemuan KTT G20 hari kedua bahas perubahan iklim
Disebutkan pula mereka sepakat untuk bekerja lebih transparan dan berbagi informasi. Mereka juga sepakat tentang perlunya memiliki banyak pemasok yang dapat diandalkan untuk bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi.
"Keterbukaan dan komunikasi dapat mendorong respons yang cepat terhadap gangguan rantai pasokan, seperti yang dihadapi dunia saat ini, dan memungkinkan pelaku lain dalam rantai pasokan untuk mengambil langkah-langkah mitigasi," kata ringkasan tersebut.
"Kita harus menghindari pembatasan perdagangan yang tak perlu dan menjaga kebebasan arus barang dan jasa."
Para pemimpin juga menekankan perlunya keamanan, terutama dalam teknologi rantai pasokan, dan kondisi tenaga kerja yang adil dan berkesinambungan.
Mereka mengatakan akan bekerja dengan sektor swasta untuk mencapai tujuan-tujuan itu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Rudal Houthi hantam masjid di Yaman, 29 orang jadi korban
Baca juga: Macron: PM Australia berbohong tentang perjanjian kapal selam
Masalah rantai pasokan muncul ketika dunia berusaha keluar dari resesi ekonomi akibat pandemi sehingga mengancam upaya pemulihan. Kendala itu telah memicu inflasi.
"Kita harus mengambil tindakan sekarang, bersama para mitra kita di sektor swasta, untuk mengurangi tumpukan (masalah) yang sedang kita hadapi. Dan kemudian, kita harus mencegah hal ini terjadi lagi di masa datang," kata Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam pertemuan pemimpin negara-negara kelompok 20 (G20) di Roma, Italia.
Baca juga: Para pemimpin dunia cari cara perkuat rantai pasokan global
"Kini kita telah melihat bagaimana rentannya jalur perdagangan global, kita tak bisa kembali berbisnis seperti biasa. Pandemi ini bukan krisis kesehatan global terakhir yang kita hadapi. Kita juga perlu meningkatkan ketahanan kita dalam menghadapi perubahan iklim, bencana alam, dan bahkan serangan yang direncanakan," kata Biden.
Selain Presiden AS, pertemuan itu juga dihadiri para pemimpin dan perwakilan dari Indonesia, Uni Eropa, Australia, Kanada, Kongo, Jerman, India, Italia, Jepang, Meksiko, Belanda, Korea Selatan, Singapura, dan Spanyol.
Ringkasan tertulis dari Gedung Putih tentang pertemuan itu mengatakan negara-negara mengungkapkan kesediaannya untuk bekerja sama agar rantai pasokan menjadi lebih kuat.
Baca juga: Pertemuan KTT G20 hari kedua bahas perubahan iklim
Disebutkan pula mereka sepakat untuk bekerja lebih transparan dan berbagi informasi. Mereka juga sepakat tentang perlunya memiliki banyak pemasok yang dapat diandalkan untuk bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi.
"Keterbukaan dan komunikasi dapat mendorong respons yang cepat terhadap gangguan rantai pasokan, seperti yang dihadapi dunia saat ini, dan memungkinkan pelaku lain dalam rantai pasokan untuk mengambil langkah-langkah mitigasi," kata ringkasan tersebut.
"Kita harus menghindari pembatasan perdagangan yang tak perlu dan menjaga kebebasan arus barang dan jasa."
Para pemimpin juga menekankan perlunya keamanan, terutama dalam teknologi rantai pasokan, dan kondisi tenaga kerja yang adil dan berkesinambungan.
Mereka mengatakan akan bekerja dengan sektor swasta untuk mencapai tujuan-tujuan itu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Rudal Houthi hantam masjid di Yaman, 29 orang jadi korban
Baca juga: Macron: PM Australia berbohong tentang perjanjian kapal selam
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021
Tags: