Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian memfasilitasi 16 Industri Kecil dan Menengah (IKM) fesyen muslim hingga kosmetik halal mengikuti pameran World Expo Dubai 2020 guna mempromosikan keunggulan produk mereka di Paviliun Indonesia yang ada di ajang tersebut..

“Para pelaku IKM ini berasal dari sektor fesyen dan aksesoris, kosmetik, makanan dan minuman, serta pelaku startup yang menyediakan solusi teknologi bagi IKM. Produk yang ditampilkan sebagian besar memiliki sertifikat halal dan berstandar internasional,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita di Jakarta, Senin.

Ia berharap melalui partisipasi pada Expo 2020 Dubai, para pengunjung dari berbagai negara mendapatkan informasi dan pengalaman tentang produk IKM Indonesia yang berkualitas dan membuka peluang memperluas pasar ekspornya.

“Bahkan, kami optimistis, akan ada investor potensial yang tertarik untuk kerja sama dengan pelaku IKM kita melalui forum bisnis yang telah disiapkan,” katanya melalui keterangan tertulis.

Salah satu sektor yang cukup prospektif, yakni IKM fesyen muslim, mengingat Indonesia mayoritas penduduknya adalah muslim dan total konsumsi domestik fesyen muslim yang mencapai 6 miliar dolar.

“Kondisi ini pula yang membuat Indonesia berhasil menjadi negara ketiga terbaik dalam mengembangkan industri fesyen muslimnya, setelah Uni Emirat Arab dan Turki,” sebut Reni.

Lebih lanjut, ia mengatakan selama ini IKM telah berperan besar dalam membangkitkan kembali produktivitas sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT), meskipun di tengah pandemi Covid-19.

Pada kuartal II tahun 2021, industri TPT masih tumbuh positif sebesar 4,54 persen. Bahkan, total nilai ekspor TPT telah menembus 6,93 miliar dolar sepanjang Januari-Juli 2021.

“IKM kita telah mampu memproduksi berbagai produk fesyen yang inovatif dari beragam bahan baku dan material, warna, teknik pembuatan, hingga desain yang menarik, seperti yang ditampilkan di pameran Expo 2020 Dubai ini,” katanya.

Untuk mendorong lebih banyak desainer dan pelaku IKM fesyen muslim yang dapat menghasilkan produk berkualitas, Ditjen IKMA Kemenperin telah menyelenggarakan program Modest Fashion Project (MOFP) setiap tahun. MOFP menjadi wadah pengembangan ekosistem desainer fesyen muslim agar berdaya saing unggul.

“Kami berkolaborasi dengan banyak pakar bisnis fesyen untuk membuat program pembinaan yang mendorong para perancang busana muslim agar bisa mengembangkan bisnisnya,” ujar Reni.

Selain itu pihaknya juga terus mendukung pengembangan IKM kosmetik yang berdaya saing global. Dari total 760 industri kosmetik di Indonesia, 95 persen merupakan IKM.

“Terdapat beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku IKM untuk mengembangkan sektor kosmetik ini, di antaranya berupa tren kosmetik halal yang terus meningkat, melimpahnya sumber daya alam bahan pembuatan kosmetik yang berhubungan dengan gerakan back to nature, maraknya produk kosmetik bagi anak-anak dan pria, serta beragam perayaan hari raya muslim yang bisa dijadikan kesempatan bagi IKM untuk menggenjot penjualannya,” kata Reni.

Ditjen IKMA, lanjutnya, juga mendorong kerja sama industri kosmetik skala besar dengan industri antara dan pengemasan. Kerja sama itu, kata dia, dapat membantu IKM yang memproduksi barang setengah jadi, seperti minyak atsiri, menjadi produk akhir yang dapat dikonsumsi masyarakat.

Baca juga: Kemenperin bikin inkubator bisnis cetak IKM fesyen dan kriya tangguh
Baca juga: Menperin: IKM produk muslim RI berpeluang besar masuk pasar dunia
Baca juga: Kemenperin konsisten kembangkan potensi desainer fesyen muslim