Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (IHSG BEI), Kamis ditutup tertekan 11,03 poin setelah selama dalam sepekan indeks BEI bergerak reli menguat.

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis ditutup turun 0,31 persen menjadi 3.587,65 dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) terkoreksi 2,28 poin atau 0,35 persen ke posisi 641,76.

Analis UOB Kay Hian Securities Gema Merdeka Goeyardi, di Jakarta, Kamis mengatakan, berdasar metode Astronacci, saat ini moment tepat untuk melakukan serangkaian aksi ambil untung (profit taking).

"Aksi profit taking bisa dilakukan untuk sebagian pelaku pasar yang menganut aliran short term trader," katanya.

Ia mengatakan, metode astronacci merupakan gabungan Astrologi dan Fibonacci yakni, sistem perdagangan (trading system) yang di disain untuk menggabungkan harmoni dari bumi dan langit.

Ia menambahkan, fluktuasi market global juga mempengaruhi fluktuasi sejumlah saham sehinga dapat menghempaskan indeks BEI meski dalam skema kecil.

Analis PT Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, menambahkan, pada perdagangan hari ini indeks bergerak melemah dipicu ambil untung dan melemahnya pasar kawasan global.

"Bursa global melemah, dan pemain jangka pendek menyebabkan indeks ikut tertekan," kata dia.

Perdagangan saham di BEI hari ini ditutup dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 3,060 miliar dengan total nilai Rp2,758 triliun dari 92.277 kali transaksi.

Saham yang melemah mendominasi perdagangan sebanyak 85, saham yang menguat sebanyak 134 saham, 87 saham tidak bergerak harganya (stagnan).

Saham-saham yang mengalami pelemahan antara lain saham International Nickel Indonesia (INCO) turun Rp200 ke Rp4.750, Perusahaan Gas negara (PGAS) turun Rp50 ke Rp3.725, Adaro Energy (ADRO) turun Rp25 ke Rp2.325.

Bursa regional seperti indeks Hang Seng melemah 195,22 poin (1,47 persen) ke level 23.614,89, Indeks Nikkei-225 turun 155,12 poin (0,12 persen) ke level 10.438,38, dan Indeks Straits Times melemah 17,46 poin (0,56 persen) ke level 3.075,44.
(ANT)