Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN), Taufik Kurniawan, menyatakan bahwa PAN tetap atau tidak akan pernah beranjak dari koalisi pendukung pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Penegasan Taufik Kurniawan itu disampaikan dalam dielaktika demokrasi bertema "Parpol Rebutan Kekuasaan, SBY Bingung, Rakyat Ditinggalkan" di Gedung DPR/MPR Jakarta, Kamis.

Taufik mengemukakan bahwa keputusan untuk mendukung koalisi merupakan keputusan rapat kerja nasional (Rakernas) PAN tahun 2009. Rakernas merupakan institusi pengambilan keputusan tertinggi partai setelah kongres.

Rakernas tersebut dihadiri sekitar 800 peserta dari seluruh Indonesia "Itu keputusan partai, dan kita akan tetap konsisten dengan keputusan itu," kata Taufik.

Sikap konsisten itu, kata Taufik yang juga Wakil Ketua DPR RI, juga terkait dengan visi dan misi serta adanya kajian dan idealisme yang dibangun PAN dengan tidak meninggalkan daya kritis partai.

"SBY adalah satu-satunya yang bisa diharapkan untuk menorehkan tinta emas, dan PAN ingin ikut mempersembahkan karya monumental kepada bangsa," katanya.

Taufik Kurniawan mengemukakan, koalisi tidak menghalangi daya kritis parpol yang tergabung dalam koalisi. Daya kritis PAN sudah ditunjukkan, misalnya dalam penataan minimarket jangan membunuh pasar tradisional dan warung.

Selain itu, ide mempersenjatai satuan polisi pamong praja (Satpol PP) telah ditolak PAN. "Itu kita tolak," katanya.

Ia mengatakan bahwa terkait hak angket, PAN telah bersikap agar kembali ke khitah sehingga ada kesamaan sikap di antara parpol pendukung koalisi.

Dia menyatakan, fokus PAN hanya mendukung pemerintahan saat ini agar bisa membuat karya monumental untuk bangsa dimana PAN ikut terlibat di dalamnya. PAN juga tidak dalam posisi untuk mengintervensi apapun terkait mitra-mitra koalisi dan menyerahkan sepenuhnya kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pimpinan koalisi.

"Tentunya ini harapan kita semua, kita harus bersama-sama memberikan yang terbaik untuk bangsa dalam rangka mendukung suasana politik sehingga bisa memberikan kesempatan kepada SBY untuk bisa memberikan karya terbaik untuk bangsa ini," katanya menambahkan.

Diskusi itu juga menghadirkan pembicara Wakil Ketua DPR/Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoso, Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait, Ketua Fraksi PKS DPR Mustafa Kamal serta Ketua DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul dan pengamat politik Yudi Latif.
(T. S023/S019/P003)