Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams PSM memulai kunjungan resmi pertamanya ke Sulawesi Selatan pada Minggu (31/10).

Selama kunjungannya itu Dubes Williams dijadwalkan bertemu dengan Plt Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman,dan Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, serta para tokoh bisnis, pendidikan, dan masyarakat, kata Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia di Jakarta, Minggu.

Pertemuan dengan berbagai kalangan di Sulses itu menjadi kesempatan untuk memperdalam kerja sama yang telah terjalin antara Sulawesi Selatan dan Makassar dengan Australia, termasuk sejumlah isu seperti pendidikan kejuruan dan kota pintar, kata Kedubes Australia.

"Saya senang sekali melakukan kunjungan resmi pertama saya ke Sulawesi Selatan hari ini, untuk mempelajari lebih lanjut tentang eratnya hubungan antara Sulawesi Selatan dan Australia - yang dimulai lebih dari 200 tahun yang lalu dengan pelayaran pelaut Makassar ke Australia utara,” kata Williams menurut keterangan Kedubes.

Williams mengatakan Australia memiliki hubungan mendalam dengan Sulawesi Selatan, termasuk hubungan bisnis, kolaborasi
penelitian, dan dukungan jangka panjang terhadap ketahanan kesehatan, stabilitas, dan pemulihan ekonomi di provinsi tersebut.

"Sistem pendidikan kejuruan kelas dunia Australia dan keahlian dalam teknologi kota pintar mendukung penanganan dan pemulihan COVID-19 di Sulawesi Selatan, memberikan pelatihan keterampilan dan solusi digital untuk meningkatkan produktivitas," kata dia.

Dubes Williams, sementara itu, mengatakan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) dan program kerja sama ekonomi Katalis, membuka jalan bagi kemitraan ekonomi lebih lanjut antara Australia dan Sulawesi Selatan.

Selama kunjungannya, ia akan mengunjungi tempat bisnis yang mengubah bahan mentah Australia menjadi ekspor Indonesia yang terkemuka di dunia.

Pertemuan Williams dengan para tokoh pendidikan, menurut Kedubes, akan menegaskan kembali komitmen Australia untuk
penelitian inovatif dan pembuatan kebijakan berbasis bukti di Sulawesi Selatan, termasuk melalui program-program PAIR (Partnership for Australia Indonesia Research), KSI (Knowledge Sector Initiative) dan RISE (Revitalising Informal Settlements and their Environments), dan Platform Digital Ketahanan Risiko Iklim CSIRO, Data61.

Dubes Australia itu juga memanfaatkan kunjungan untuk bertemu dengan para tokoh penting alumni Australia, termasuk anggota Forum Pemimpin Perempuan Makassar (FPPM).

Baca juga: Airlangga Hartarto: Australia akan izinkan warganya ke Indonesia

Baca juga: Pelajar Australia belajar daring seni tari, musik Indonesia


Jokowi ingin Indonesia - Australia saling akui sertifikat vaksin