Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Park Tae-sung mengatakan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) bukan hanya berperan dalam memperluas investasi kedua negara, melainkan juga memberdayakan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“IK-CEPA berperan untuk memperdayakan UMKM, mendorong pertumbuhan yang inklusif dan transformasi digital serta mencapai ekonomi hijau,” kata Park, menurut keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Pernyataan tersebut disampaikan Park dalam webinar bertema "Nilai dan Pemanfaatan IK-CEPA" pada Jumat (29/10) bersama Menteri Perdagangan Indonesia Muhammad Lutfi, Menteri Perdagangan Republik Korea Yeo Han-koo, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Arsjad Rasjid, dan Ketua Kamar Dagang dan Industri Korea (Kocham) Song Chang-keun.

Park menjelaskan IK-CEPA tidak hanya memperluas investasi perdagangan bilateral melalui pembukaan pasar tetapi juga akan memberi pengaruh besar pada kerja sama ekonomi kedua negara.

Kerja sama itu antara lain kerja sama investasi strategis, termasuk sektor kendaraan listrik dan baterai, pemberdayaan UMKM, transformasi digital, ekonomi hijau, pemberdayaan SDM dan lainnya.

Baca juga: Indonesia-Korea Selatan perkuat kerja sama sektor kemaritiman

Menurut data Asosiasi Perdagangan Internasional Korea (KITA), nilai perdagangan kedua negara mencapai 13,9 miliar dolar AS (Rp197,8 triliun) pada 2020 dan telah mencapai 13,5 miliar dolar AS hingga triwulan III 2021 atau naik sekitar 34 persen.

Hingga triwulan III 2021, nilai ekspor Korea ke Indonesia mencapai 5,9 miliar dolar AS atau naik 36,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year-on-year) dan nilai impor dari Indonesia adalah sebesar 7,5 miliar dolar AS atau naik 32,9 persen (year on year).

Komoditas utama ekspor Korsel ke Indonesia di antaranya adalah papan baja besi, minyak petroleum, dan rajutan.

Sementara komoditas ekspor Indonesia ke Korsel meliputi batu bara, gas, kayu dan produk turunannya, baju, dan papan baja besi.

Park menambahkan penanaman modal perusahaan Korsel di Indonesia berada di peringkat ke-7 pada 2020 dan berada di peringkat ke-5 pada semester pertama 2021.

Baca juga: Indonesia bersaing dengan India-Korsel jajaki pusat vaksin COVID-19

“Walaupun diterpa dampak yang dahsyat bernama pandemi COVID-19, perusahaan besar seperti Hyundai Motor, LG ES, POSCO, Lotte Chemical telah merealisasikan komitmen mereka untuk menanamkan modal di Indonesia dalam bentuk investasi yang ramah lingkungan, padat teknologi, serta berorientasi ekspor sehingga mampu memimpin transformasi industri di Indonesia,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Kadin Arsjad Rasjid berhadap kedua negara menjadi mitra strategis pascapandemi, terutama di bidang ekonomi kreatif.

“Saya berharap kedua negara tidak hanya menjalin kerja sama di bidang perdagangan dan investasi tetapi juga menjadi mitra strategis yang dapat mencapai tujuan era post-corona dan ekonomi kreatif,” katanya.

Sementara itu, Ketua Kocham Song Chang-keun mengharapkan peningkatan daya saing perusahaan Korsel melalui IK-CEPA.

“IK-CEPA diharapkan meningkatkan daya saing bagi perusahaan Korea dalam memasuki pasar Indonesia, sekaligus daya dorong untuk menambah investasi di Indonesia secara lebih aktif,” katanya.

Baca juga: Menaker terus upayakan penempatan pekerja migran Indonesia ke Korsel
Baca juga: Korsel tegaskan dukungan bagi penanganan COVID-19 di Indonesia