Olimpiade
Inggris ingin bawa atlet divaksin dosis lengkap ke Olimpiade Beijing
29 Oktober 2021 21:54 WIB
Nyala api Olimpiade menyala dalam kaldron pada upacara penyambutan nyala api Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 di Beijing, China, Rabu (20/10/2021). Beijing menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022 yang berlangsung pada 4 hingga 20 Februari 2022. ANTARA FOTO/REUTERS/Tingshu Wang/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Inggris Raya berharap dapat membawa tim yang divaksinasi penuh, terdiri dari 57 atlet, ke Olimpiade Musim Dingin, kata Chef de mission tim Inggris Raya Georgie Harland menjelang kurang dari 100 hari Olimpiade Musim Dingin Februari tahun depan.
Vaksinasi tidak wajib bagi peserta tetapi atlet dan ofisial yang tidak divaksin COVID-19 harus menghabiskan karantina selama 21 hari, dengan beberapa pengecualian kasus per kasus karena alasan medis.
Beberapa atlet Inggris berangkat ke Olimpiade Musim Panas Tokyo 2020 tanpa vaksinasi, tetapi Harland mengindikasikan bahwa mengingat Inggris belum memilih atlet yang akan berangkat ke Olimpiade Musim Dingin, mereka yang ada dalam daftar sebagian besar telah divaksin.
"Intelijen kami saat ini memberi tahu kami bahwa sebagian besar atlet dalam daftar panjang itu sudah divaksinasi. Saya memiliki keyakinan penuh bahwa kami akan pergi ke Olimpiade dengan tim yang sepenuhnya divaksinasi," kata Harland seperti dikutip Japan Times, Jumat.
Uji coba balap kereta salju bobsled dan skeleton telah diadakan di National Sliding Center, Senin. Ini merupakan acara uji coba arena secara internasional pertama untuk tempat yang baru dibangun itu.
"Tanggapan dari acara uji coba itu adalah bahwa arena tersebut akan menjadi luar biasa dan Beijing akan memberikan pertandingan yang fantastis," kata Harland.
"Ya, akan ada pembatasan untuk pergerakan, tetapi kami berhasil melakukannya di Tokyo dan kami akan membawa pembelajaran itu ke Beijing."
Baca juga: Peserta Olimpiade Beijing akan jalani tes COVID-19 setiap hari
Sejumlah kelompok pembela hak asasi manusia menyerukan boikot Olimpiade untuk memprotes apa yang mereka anggap kekejaman hak asasi manusia di Tibet, Xinjiang dan Hong Kong. China menolak tudingan ini.
Harland mengatakan Asosiasi Olimpiade Inggris (BOA) menyadari potensi kekhawatiran dan mengakui kekuatan perasaan yang mungkin ada pada sejumlah atlet.
"Asosiasi Olimpiade Inggris menjunjung tinggi kebebasan berbicara bagi para atlet. Bukan tempat kami untuk memberi tahu atlet pendapat apa yang harus dan tidak boleh mereka miliki dan pandangan yang mereka miliki," ujar Harland.
"Tanggung jawab pertama kami adalah untuk berbagi (pedoman IOC). Dan kemudian sebagai bagian dari proses itu, dialog terbuka dengan para atlet tentang apa yang penting bagi mereka dan di mana mereka mungkin ingin mengekspresikan pandangan-pandangan itu."
Inggris membawa 58 atlet dari 11 cabang olahraga ke Pyeongchang, Korea Selatan, pada Olimpiade Musim Dingin 2018, dengan mengumpulkan lima medali terdiri dari satu emas dan empat perunggu.
Harland memperkirakan 57 atlet akan berpartisipasi dalam 17 disiplin Olimpiade Beijing dengan cabang olahraga papan seluncur salju dan ski gaya bebas menjadi peluang emas.
"Saya pikir sangat penting bagi kami menunjukkan bahwa kami tidak hanya memiliki satu atau dua cabang olahraga yang kami ikuti," kata Harland.
Baca juga: Vaksinasi booster dikebut, obor Olimpiade Musim Dingin tiba di Beijing
Vaksinasi tidak wajib bagi peserta tetapi atlet dan ofisial yang tidak divaksin COVID-19 harus menghabiskan karantina selama 21 hari, dengan beberapa pengecualian kasus per kasus karena alasan medis.
Beberapa atlet Inggris berangkat ke Olimpiade Musim Panas Tokyo 2020 tanpa vaksinasi, tetapi Harland mengindikasikan bahwa mengingat Inggris belum memilih atlet yang akan berangkat ke Olimpiade Musim Dingin, mereka yang ada dalam daftar sebagian besar telah divaksin.
"Intelijen kami saat ini memberi tahu kami bahwa sebagian besar atlet dalam daftar panjang itu sudah divaksinasi. Saya memiliki keyakinan penuh bahwa kami akan pergi ke Olimpiade dengan tim yang sepenuhnya divaksinasi," kata Harland seperti dikutip Japan Times, Jumat.
Uji coba balap kereta salju bobsled dan skeleton telah diadakan di National Sliding Center, Senin. Ini merupakan acara uji coba arena secara internasional pertama untuk tempat yang baru dibangun itu.
"Tanggapan dari acara uji coba itu adalah bahwa arena tersebut akan menjadi luar biasa dan Beijing akan memberikan pertandingan yang fantastis," kata Harland.
"Ya, akan ada pembatasan untuk pergerakan, tetapi kami berhasil melakukannya di Tokyo dan kami akan membawa pembelajaran itu ke Beijing."
Baca juga: Peserta Olimpiade Beijing akan jalani tes COVID-19 setiap hari
Sejumlah kelompok pembela hak asasi manusia menyerukan boikot Olimpiade untuk memprotes apa yang mereka anggap kekejaman hak asasi manusia di Tibet, Xinjiang dan Hong Kong. China menolak tudingan ini.
Harland mengatakan Asosiasi Olimpiade Inggris (BOA) menyadari potensi kekhawatiran dan mengakui kekuatan perasaan yang mungkin ada pada sejumlah atlet.
"Asosiasi Olimpiade Inggris menjunjung tinggi kebebasan berbicara bagi para atlet. Bukan tempat kami untuk memberi tahu atlet pendapat apa yang harus dan tidak boleh mereka miliki dan pandangan yang mereka miliki," ujar Harland.
"Tanggung jawab pertama kami adalah untuk berbagi (pedoman IOC). Dan kemudian sebagai bagian dari proses itu, dialog terbuka dengan para atlet tentang apa yang penting bagi mereka dan di mana mereka mungkin ingin mengekspresikan pandangan-pandangan itu."
Inggris membawa 58 atlet dari 11 cabang olahraga ke Pyeongchang, Korea Selatan, pada Olimpiade Musim Dingin 2018, dengan mengumpulkan lima medali terdiri dari satu emas dan empat perunggu.
Harland memperkirakan 57 atlet akan berpartisipasi dalam 17 disiplin Olimpiade Beijing dengan cabang olahraga papan seluncur salju dan ski gaya bebas menjadi peluang emas.
"Saya pikir sangat penting bagi kami menunjukkan bahwa kami tidak hanya memiliki satu atau dua cabang olahraga yang kami ikuti," kata Harland.
Baca juga: Vaksinasi booster dikebut, obor Olimpiade Musim Dingin tiba di Beijing
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021
Tags: