Kemenkop pertemukan pelaku usaha wastra di 5 DSP dengan lokapasar
29 Oktober 2021 20:34 WIB
Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop-UKM Siti Azizah dalam Focus Group Discussion Pelaku Wastra, E-commerce, Bali Based Entrepreneur Network BNI Xpora, Sinergi KemeKopUKM dengan Dewan Kerajinan Nasional di 5 Destinasi Wisata Superprioritas, di Nusa Dua, Bali, Jumat (29/10/2021). ANTARA/HO-KemenkopUKM
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan UKM mempertemukan para pelaku usaha sektor wastra di lima Destinasi Superprioritas (DSP) dengan pelaku lokapasar (e-commerce) yakni Blibli dan Tokopedia.
Hal ini dilakukan agar para pelaku usaha sektor wastra dapat memasarkan produk mereka di platform e-commerce.
"Kita berharap bantuan sektor swasta untuk membangkitkan sektor wastra Indonesia. Maka dari itu kita pertemukan pelaku usaha dengan platform untuk menemukan kolaborasi dan sinergi," ujar Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop-UKM Siti Azizah dalam sebuah acara di Nusa Dua, Bali, sebagaimana dalam keterangannya, Jakarta, Jumat
Siti Azizah juga berharap dari pihak e-commerce untuk membuat kebijakan terkait harga karena banyak produk wastra memiliki harga yang berbeda-beda.
Adapun tanggapan dari pelaku usaha wastra dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), memaparkan bahwa pihaknya memiliki kain tenun songket dan tenun ikat yang memiliki ciri khas berwarna gelap.
Sementara itu, pelaku usaha wastra di Danau Toba, Sumatera Utara, dikatakan dapat menghasilkan kain tenun yang memiliki keunggulan dari proses pembuatannya. Produk itu disebut dengan “kain yang bercerita”.
Baca juga: Kemenkop dan BI luncurkan Pusat Wastra Nusantara
Selanjutnya, pelaku usaha wastra dari Borobudur, DI Yogyakarta, memiliki produk Batik Magelang dengan beragam motif. Mulai dari motif candi wajik, bambu, dan batu merapi.
Kemudian, pelaku usaha wastra di Mandalika atau lebih tepatnya pengrajin kain di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTV), dikatakan mengandalkan motif yang sederhana. Produk kain yang dihasilkan merupakan kain tenun dari daerah Bali, Sumbawa dan Lombok.
Lalu, pelaku usaha wastra di Likupang di Sulawesi Utara dinyatakan tengah berjuang untuk membangkitkan kain tenun yang sudah lama punah. Kain tenun tersebut terbuat dari serat pisang abaka.
Kesulitan dari ke-5 DSP tersebut dinyatakan ialah pemasaran melalui platform online. Sehingga, seluruh pelaku usaha mengharapkan Blibli dan Tokopedia dapat menjadi platform yang mengakomodasi produk usaha wastra.
Perwakilan dari Blibli mengutarakan bahwa pihaknya menyediakan berbagai bantuan kepada pelaku usaha wastra untuk memasarkan produknya, antara lain pemotretan gratis dengan model profesional, mengangkat cerita dari produk wastra, video profil pelaku usaha wastra, dan akan menyediakan halaman khusus berisi produk wastra dari 5 DSP.
Baca juga: Cerita wastra ulos dalam Gernas BBI 2021
Selanjutnya, pihak Tokopedia menegaskan telah berkomitmen untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pelaku usaha untuk menjual di platform mereka.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata berharap diskusi ini dapat menjadi sebuah jawaban dari permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku usaha wastra di 5 DSP.
Selain itu, diharapkan juga akan tercapai kesepakatan antara para pelaku usaha wastra dengan para pelaku e-commerce, khususnya dalam hal pemasaran produk.
"Kita sudah diskusi dan diharapkan hari ini ada kesepakatan dari pelaku wastra di 5 DSP dengan pelaku e-commerce," katanya.
Baca juga: Dukung Gernas BBI, Kemenkop dan Kemendikbud kembangkan wastra
Baca juga: Bergaya dengan wastra Nusantara lewat kolaborasi perancang dan UMKM
Hal ini dilakukan agar para pelaku usaha sektor wastra dapat memasarkan produk mereka di platform e-commerce.
"Kita berharap bantuan sektor swasta untuk membangkitkan sektor wastra Indonesia. Maka dari itu kita pertemukan pelaku usaha dengan platform untuk menemukan kolaborasi dan sinergi," ujar Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop-UKM Siti Azizah dalam sebuah acara di Nusa Dua, Bali, sebagaimana dalam keterangannya, Jakarta, Jumat
Siti Azizah juga berharap dari pihak e-commerce untuk membuat kebijakan terkait harga karena banyak produk wastra memiliki harga yang berbeda-beda.
Adapun tanggapan dari pelaku usaha wastra dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), memaparkan bahwa pihaknya memiliki kain tenun songket dan tenun ikat yang memiliki ciri khas berwarna gelap.
Sementara itu, pelaku usaha wastra di Danau Toba, Sumatera Utara, dikatakan dapat menghasilkan kain tenun yang memiliki keunggulan dari proses pembuatannya. Produk itu disebut dengan “kain yang bercerita”.
Baca juga: Kemenkop dan BI luncurkan Pusat Wastra Nusantara
Selanjutnya, pelaku usaha wastra dari Borobudur, DI Yogyakarta, memiliki produk Batik Magelang dengan beragam motif. Mulai dari motif candi wajik, bambu, dan batu merapi.
Kemudian, pelaku usaha wastra di Mandalika atau lebih tepatnya pengrajin kain di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTV), dikatakan mengandalkan motif yang sederhana. Produk kain yang dihasilkan merupakan kain tenun dari daerah Bali, Sumbawa dan Lombok.
Lalu, pelaku usaha wastra di Likupang di Sulawesi Utara dinyatakan tengah berjuang untuk membangkitkan kain tenun yang sudah lama punah. Kain tenun tersebut terbuat dari serat pisang abaka.
Kesulitan dari ke-5 DSP tersebut dinyatakan ialah pemasaran melalui platform online. Sehingga, seluruh pelaku usaha mengharapkan Blibli dan Tokopedia dapat menjadi platform yang mengakomodasi produk usaha wastra.
Perwakilan dari Blibli mengutarakan bahwa pihaknya menyediakan berbagai bantuan kepada pelaku usaha wastra untuk memasarkan produknya, antara lain pemotretan gratis dengan model profesional, mengangkat cerita dari produk wastra, video profil pelaku usaha wastra, dan akan menyediakan halaman khusus berisi produk wastra dari 5 DSP.
Baca juga: Cerita wastra ulos dalam Gernas BBI 2021
Selanjutnya, pihak Tokopedia menegaskan telah berkomitmen untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pelaku usaha untuk menjual di platform mereka.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata berharap diskusi ini dapat menjadi sebuah jawaban dari permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku usaha wastra di 5 DSP.
Selain itu, diharapkan juga akan tercapai kesepakatan antara para pelaku usaha wastra dengan para pelaku e-commerce, khususnya dalam hal pemasaran produk.
"Kita sudah diskusi dan diharapkan hari ini ada kesepakatan dari pelaku wastra di 5 DSP dengan pelaku e-commerce," katanya.
Baca juga: Dukung Gernas BBI, Kemenkop dan Kemendikbud kembangkan wastra
Baca juga: Bergaya dengan wastra Nusantara lewat kolaborasi perancang dan UMKM
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: