Jakarta (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah perusahaan yang melakukan skema penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sejak awal Januari hingga September 2021 merupakan yang tertinggi di ASEAN.
Kepala Divisi Riset dan Pengembangan BEI Verdi Ikhwan menyampaikan saat ini sudah tercatat 38 perusahaan yang melakukan IPO dan masih ada sebanyak 21 perusahaan dalam pipeline yang siap melantai di bursa.
"Kami berharap sampai dengan akhir tahun ini mudah-mudahan bisa tembus di atas 50, mendekati pencapaian di tahun 2020," kata Verdi dalam InfobankTalkNews Media Discussion di Jakarta, Jumat.
Ia mengungkapkan jumlah perusahaan yang melakukan IPO di BEI setiap tahunnya memang terus meningkat, dan rata-rata di atas 50 sejak tahun 2017.
Dengan demikian, jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, pencapaian Indonesia yang belum penuh satu tahun ini sudah sangat tinggi, mengingat jumlah perusahaan yang melakukan IPO sepanjang Januari-September 2021 di Thailand hanya berjumlah 24, Malaysia 23, Filipina empat, dan Singapura satu.
Menurut ia, kondisi tersebut mirip dengan tahun 2020 di mana Indonesia memiliki jumlah perusahaan IPO yang terbanyak, yakni 51, disusul Thailand 28, Malaysia 18, Singapura 11, dan Filipina tiga.
Selain itu, penghimpunan dana di pasar modal atau fund raising juga meningkat sangat signifikan dari Rp5 triliun pada tahun lalu menjadi lebih dari Rp30 triliun pada tahun ini.
"Harapannya, 21 perusahaan yang ada di pipeline tersebut nantinya bisa menghimpun dana yang besar, sehingga bisa menambah fund raising untuk pasar saham Indonesia," ucap Verdi.
Baca juga: Dana himpunan IPO pada 2021 jadi yang terbesar sepanjang sejarah
Baca juga: Singapura rayu pencatatan ekuitas dengan paket pendanaan dan insentif
Baca juga: Wamen BUMN ungkap IPO Mitratel sebagai IPO terbesar anak usaha BUMN
BEI sebut jumlah IPO di Indonesia tertinggi se-ASEAN
29 Oktober 2021 20:20 WIB
Arsip foto - Bursa Efek Indonesia (BEI). FOTO ANTARA/Yudhi Mahatma/ed/Spt/pri.
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021
Tags: